Suara.com - Keren, Taman Bermain Khusus Bikin Anak Difabel Bisa Main dengan Aman
Anak difabel memiliki keterbasan yang membuatnya tidak bisa menikmati taman bermain dengan penuh. Karena itu, adanya taman bermain khusus anak difabel membawa kelegaan bagi orangtua.
Olenka Villareal, imigran asal Ukraina yang pindah ke California, menyadari bahwa putri bungsunya Eva yang memang berkebutuhan khusus, mengalami kesulitan ketika bermain bersama teman-temannya di taman bermain.
Undang-Undang Disabilitas Amerika memang memandatkan taman bermain di Amerika dapat diakses oleh anak-anak penyandang cacat atau difabel, tetapi faktanya sebagian taman hanya berupaya memenuhi aturan undang-undang ini secara minimal.
"Taman bermain yang ada memang dapat dimasuki kursi roda, tetapi penggunanya dapat terjungkal," komentar Olenka, dilansir VOA Indonesia, Rabu (9/10/2019).
Olenka Villareal mengatakan selain terjungkal, kursi roda juga kerap tersangkut di batang kayu dan banyak perosotan anak terlalu curam untuk didaki tanpa bantuan.
"Anak-anak berkebutuhan khusus biasanya duduk di sini, sementara anak-anak lain berlari-lari melewati mereka. Ini karena anak-anak berkebutuhan khusus tidak dapat mengangkat diri mereka sendiri tanpa bantuan," jelasnya.
Itulah sebabnya Olenka mendatangi pemerintah kota, yang kemudian memberinya sebidang tanah untuk taman bermain inklusif, jika ia dapat membangunnya. Selama tujuh tahun Olenka, bersama tim-nya, mengumpulkan empat juta dolar untuk membangunnya dan pada tahun 2015 taman bermain untuk anak berkebutuhan khusus itu pun dibuka. Taman bermain inklusif yang baru itu dibuat dari kayu.
"Dibuat dari kayu bagi anak-anak yang tidak dapat melihat atau penderita autisme, di mana menyentuh kayu merupakan hal penting bagi mereka," terang Olenka.
Baca Juga: Unik, Gereja Tua di Inggris Sediakan Taman Bermain
Ada sebuah rumah kecil yang cukup bagi anak-anak dan orangtua jika mereka tidak nyaman bermain sendiri. Juga tempat khusus bagi mereka yang memiliki keterbatasan penghlihatan dan mengidap gangguan tingkah laku dan kognitif.
Tempat itu mengeluarkan suara berbeda setiap tiga puluh detik dan anak-anak merasa seperti tercebur di genangan air, berjalan di salju, jatuh di dedaunan atau menginjak es. Ada pula perosotan anak-anak yang dibuat Olenka karena terinspirasi putri kecilnya Eva.
"Anak-anak yang menggunakan kursi roda tetap dapat meluncur ke bawah dan menunggu orangtua atau saudara mereka membawakan kursi rodanya," ungkapnya lagi.
Pembangunan taman ini membutuhkan waktu lima tahun dan konsultasi berulangkali dengan para orangtua, psikolog, arsitek, dan seniman lanskap. Tetapi ketika dibuka tahun 2015, taman bermain in menjadi pembicaraan banyak orang, di mana lebih dari 25.000 orang mengunjungi taman ini setiap bulan. Salah seorang di antaranya adalah Nidmalam Gevati, yang datang dari Nepal ke California untuk mendapat ilham dan menciptakan taman bermain serupa di tanah airnya.
"Ada begitu banyak sentuhan yang dapat dirasakan dan dipelajari. Sebuah taman bermain seperti ini sangat penting karena Anda bisa keluar rumah dan terpapar lingkungan luar, serta berteman!" kata Nidmala.
Melihat keberhasilan Magical Bridge Playground, Olenka Villareal memutuskan memperluas taman bermain itu. Pada tahun 2016 ia dan tim-nya memulai Magical Bridge Foundation untuk mengumpulkan uang guna membantu masyarakat di daerah lain untuk membangun taman bermain inklusif serupa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!