- Antrean BPJS Kesehatan membludak, dokter spesialis tidak bisa memberikan konsultasi maksimal ke pasien/
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik, Prof.Dr.dr. Arry Harryanto Reksodiputro menyebut dokter bisa melayani hingga 70 pasien BPJS Kesehatan per hari.
- Terbatasnya jumlah dokter dan pemerataan dokter spesialis juga menyebabkan layanan pasien BPJS Kesehatan jadi tidak maksimal.
Suara.com - Masalah pelayanan pengobatan menggunakan Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bukan hanya dirasakan pasien tapi juga dokter subspesialis hematologi alias ahli kanker. Para dokter ini terpaksa melayani hingga 70 pasien BPJS Kesehatan per hari.
Kenyataan ini diungkap langsung Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik, Prof.Dr.dr. Arry Harryanto Reksodiputro yang mengatakan dokter spesialis tidak bisa memberikan konsultasi maksimal, karena antrean dan jumlah pasien BPJS Kesehatan yang sangat banyak.
"Ada dokter saya dengar pasiennya 70 (orang sehari). (Konsultasinya) gimana ya? Halo, halo, halo (pakai speaker) gitu kali ya?," ungkap Prof. Arry heran dalam perhelatan Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) 12 di Jakarta, Minggu (28/9/2025).
Prof. Arry lantas menjelaskan situasi ini lumrah juga dialami dokter spesialis hematologi dan onkologi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS Kanker Dharmais sebagai pusat kanker nasional. Kata Prof Arry, para dokter di sana bisa melayani 30 pasien BPJS Kesehatan sehari.
"Itu rumah sakit-rumah sakit yang layani pasien BPJS itu pasiennya banyak sekali. Pergi ke RSCM, pergi ke Dharmais yang BPJS semua, mostly tuh satu dokter 30 pasien," cerita Prof. Arry.
Kondisi terbatasnya jumlah dokter, dan pemerataan dokter spesialis inilah yang akhirnya membuat layanan pasien BPJS Kesehatan jadi tidak maksimal. Fenomena ini juga menjawab keluhan peserta BPJS Kesehatan yang harus antrean panjang dan lama, tapi saat bertemu dokter pemeriksaan dirasa belum maksimal.
Belum lagi, kata Prof. Arry, dokter juga punya jam kerja dari dari jam 9 pagi hinga jam 4 sore di rumah sakit tersebut. Bahkan tidak jarang para dokter ini harus pulang terlambat, jika antrean pasien belum semuanya diselesaikan.
"Kamu lihat ke RSCM pada dokter-dokter itu di Poliklinik lantai 2. Pulangnya jam berapa dia, bukan jam 4 (sore) dia pulang jam 6 (sore) dia baru pulang. Itu saja pasiennya (konsultasi) tidak bisa lama-lama, ya karena pasiennya banyak karena pakai BPJS," tambah mantan Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN) itu.
Profesor yang juga pencetus berdirinya RS Kanker Dharmais itu juga blak-blakan, tentang fenomena dokter spesialis yang masih praktik di rumah sakit swasta untuk menambah penghasilan. Ini karena sudah jadi rahasia umum jika penghasilan dokter spesialis yang berpraktik di rumah sakit pemerintah belum mencukupi kebutuhan hidup.
Baca Juga: Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
"Belum dia sorenya mesti praktik kan. Kalau nggak, nggak bisa hidup dia, terus terang saja," ungkap Prof. Arry blak-blakan.
Ahli kanker itu juga membantah, jika pasien BPJS Kesehatan lama dilayani karena metode pembayaran. Menurut dia, ini karena sistem antrean hingga keterbatasan jumlah dokter di Indonesia yang belum merata.
"Dokter itu bukan karena (pasien) berobat pakai BPJS. Saya kalau berobat pakai BPJS juga," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!