Suara.com - Penting! Ini 3 Faktor Penghambat Terapi Gangguan Jiwa Menurut Psikiater
Terapi gangguan jiwa merupakan cara terbaik pasien gangguan jiwa untuk mengobati kondisinya. Jika dilakukan dengan tepat dan benar, bukan tak mungkin pasien gangguan bisa sembuh dari kondisinya.
Sayangnya, kurangnya pemahaman soal terapi gangguan jiwa bisa jadi penghambat kesembuhan pasien. Dikatakan psikiater dari RS Omni Alam Sutera, dr Andri, SpKJ, FACLP, secara garis besar ada tiga faktor penghambat dalam pelaksanaan terapi gangguan jiwa yang sering ditemuinya. Apa saja?
1. Kesalahpahaman dan mitos
Menurut dr Andri, pemahaman masalah gangguan psikiatri yang masih kurang membuat terapi tidak berjalan maksimal. Hal ini dipicu oleh ketidakpahaman pasien ataupun pendamping soal gangguan jiwa itu sendiri.
Beberapa hal yang lazim disalahpahami antara lain penyebab gangguan jiwa karena kurang ibadah, kekhawatiran soal obat-obatan gangguan jiwa, hingga biaya pelayanan yang mahal.
"Anggapan bahwa gangguan psikiatri semuanya pasti bisa sembuh dengan meningkatkan ibadah adalah salah satu hambatan orang yg mengalami gejala gangguan jiwa untuk menemui psikiater atau psikolog," kata dr Andri, dikutip dari Psikosomatik.net, Rabu (16/10/2019).
"Ada pula yang menganggap bahwa pengobatan ke psikiater atau psikolog mahal dan lama sembuhnya sehingga memerlukan dana yang besar. Hal ini tentunya tidak sepenuhnya benar, apalagi saat ini tersedia pelayanan psikiatri yang ditanggung BPJS Kesehatan di berbagai rumah sakit di Indonesia," ujarnya lagi.
2. Kurangnya dukungan keluarga
Baca Juga: Bongkar Kuburan Ibunya karena Kangen, Nasir Ternyata Idap Gangguan Jiwa
dr Andri menjelaskan peran dukungan keluarga sangat penting. Bahkan dala kampanye peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia beberapa hari lalu, WHO mengusung tema Depression: Let's Talk, yang bertujuan membangung komunikasi dan pemahaman antara pasien gangguan jiwa dengan keluarga dan pendampingnya.
Sayangnya, masih ditemui adanya keluarga yang justru tidak mendukung saat pasien ingin berobat ke psikiater. Stigma terhadap berobat jiwa yang menandakan seseorang 'gila' dan 'tidak waras' masih ditemui di masyarakat.
"Itulah mengapa saat ada kampanye dari WHO terkait Hari Kesehatan beberapa tahun yang lalu dengan tema Depression : Let’s Talk, saya pernah membahas, selain pasien depresinya diminta untuk mau bicara terkait keadaannya, orang yang mendengarkannya juga harus memahami apa itu depresi. Jika tidak memahami, maka kebanyakan orang akan memberikan 'premature advice', saran yang terlalu dini dan menggampangkan situasi pasien," tulis pemilik akun Twitter @Mbahndi ini.
Premature advice ini dikatakan dr Andri biasanya berupa saran agar pasien tidak berlebihan dalam menghadapi perasaannya, atau pasien diminta banyak-banyak bersabar. Hal ini ke depannya bisa membuat pasien enggan menjalani pengobatan, yang bisa membuat kondisi kejiwaannya memburuk.
3. Multifaktor penyebab gangguan jiwa
dr Andri menjelaskan, penyebab gangguan jiwa terdiri dari beragam faktor. Tidak seperti penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri, gangguan jiwa bisa datang karena faktor genetik, faktor psikologi, hingga faktor sosial dan lingkungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia