Suara.com - Yoghurt dalam berbagai varian rasa buah-buahan mungkin sudah lumrah ditemui. Nah, bagaimana jika yoghurt dengan varian daun kelor juga bermanfaat untuk mencegah sindrom metabolik?
Demi membuktikan itu mahasiswa kedokteran Universitas Sebelas Maret, Azkia Rachmah, mencoba mengembangkan produk yoghurt ini dan memastikan dalam bentuk penelitian. Ia menggunakan ekstrak daun kelor untuk dicampurkan dalam yoghurt.
Menurut Azkia alasan daun kelor ia angkat, karena tanaman khas Indonesia ini banyak ditemukan di kota Surakarta tempat ia menimba ilmu. Bahkan tanaman ini tumbuh dengan sendirinya di pekarangan hingga pinggir jalan.
"Dari situ kami melihat apakah tanaman yang banyak tumbuh di masyarakat memiliki manfaat untuk kesehatan manusia," ujar Azkia di Hotel Ashley, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, (31/10/2019).
Setelah dilakukan penelitian sebagai dasar pendahuluan, ditemukan ekstrak daun kelor mampu mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, kadar lemak hingga asam urat. Sederat manfaat ini dipandang Azkia ekstrak daun kelor akan sangat baik jika bisa dikonsumsi orang agar sehat, jadilah diaplikasikan ke dalam yoghurt.
"Kalau untuk saat ini pengembangan untuk di bidang pangannya baru gunakan yoghurt, mungkin nanti kita teruskan lagi dalam bentuk pangan lain. Saat ini ada makanan dari daun kelor juga seperti brownies kelor, ini juga masih perlu melakukan penelitian lagi," ungkapnya.
Nantinya, dalam proses ekstraksi dan diaplikasikan pada yoghurt akan tetap diawasi oleh para ahli, termasuk dosen yang membimbing Azkia. Untuk rasa sendiri, yoghurt yang digunakan dalam bentuk plain alias tanpa rasa. Sedangkam rasa kelor yang sudah matang sama seperti bayam, tanpa rasa.
"Jadi rasa sebenarnya daun kelor dalam bentuk matang seperti daun bayam. Rasanya tidak terlalu menonjol, jadi rasanya light, kalau dicampurkan dalam yoghurt merubah rasa tidak terlalu fatal, masih dominasi yoghurt," terangnya.
Meski banyak tumbuh liar di jalan dan perkarangan, dalam penelitian ini kelor yang digunakan tidak sembarangan, yakni kelor dari ladang khusus perkebunan kelor di balai tanaman herbal. Ini dilakukan agar penelitian valid dan sumber kelor juga jelas serta terukur.
Baca Juga: Nila Moeloek Sebut Daun Kelor Kaya Protein, Apa Saja Kandungan Lainnya?
Sementara itu Azkia dan dua anggota peneliti lainnya menggunakan sebanyak 160 responden mahasiswa dan dewasa muda, yang nantinya akan mencoba yoghurt buatannya.
Ide penelitian menjadikan Azkia sebagai salah satu pemenang Nutrifood Research Center (NRC) Grand 2019 dan berhak atas dana penelitian Rp 50 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah