Suara.com - Banyak kesalahpahaman yang masih berkembang di masyarakat seputar kehamilan. Walaupun beberapa mitos ditujukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, jika tidak diluruskan, informasi ini akan semakin berkembang dan membuat ibu hamil takut melakukan sesuatu.
Salah satunya adalah mitos tentang ibu hamil rentan terkena penyakit toksoplasmosis. Menurut womhealth.org.au, toksoplasmosis atau tokso adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.
Parasit ini dapat ditemukan pada daging mentah atau kurang matang, telur mentah, kotoran kucing, dan kotoran tanah yang terkontaminasi oleh kotoran kucing yang terinfeksi.
Seorang wanita yang terinfeksi toksoplasmosis selama kehamilan dapat menularkan infeksi kepada bayinya. Hal itu dapat menyebabkan keguguran, lahir mati atau cacat lahir.
Namun, ibu hamil tetap harus memiliki beberapa alasan untuk terinfeksi dari kucing peliharaan.
Pertama, agar infeksi ini dapat dikatakan berbahaya selama kehamilan, wanita tersebut mestinya baru terinfeksi parasit untuk yang pertama kalinya dalam hidup. Banyak wanita sudah memiliki kekebalan terhadap parasit karena pernah terinfeksi sebelumnya.
Demikian pula sebaliknya, kucing dapat mengembangkan sistem kekebalan sendiri. Kucing yang terinfeksi tokso umumnya mereka yang baru pertama kali terinfeksi, biasanya selama sekitar usia dua minggu.
Selain itu, parasit harus dicerna. Dengan begitu, ada kemungkinan seorang wanita hamil terinfeksi tokso akibat makan daging mentah atau setengah matang daripada sumber yang berhubungan dengan kucing.
Jika seorang wanita hamil telah melakukan berbagai bentuk pencegahan dasar, tidak perlu lagi takut terhadap kucing peliharaan.
Baca Juga: Viral Curhat Ibu Hamil, Kursinya di Kereta Direbut Penumpang Lain
Wanita hamil juga masih bisa membersihkan kotoran kucing. Namun, kegiatan itu harus dilakukan menggunakan sarung tangan, kemudian cuci tangan hingga bersih setelahnya.
Cara lain untuk mengurangi risiko tokso adalah dengan menghindari makan daging mentah atau kurang matang, memakai sarung tangan saat berkebun, dan mencuci tangan secara menyeluruh setelah memegang daging mentah, sampah kucing, atau tanah.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental