Suara.com - Cerita Lelaki 64 Tahun Konsumsi Obat Sutent untuk Melawan Kanker Ginjal
Seorang lelaki bernama Shaun Tierney didiagnosis mengidap kanker ganas pada ginjalnya tahun 2007, dia merasa masa depannya berakhir.
Dua belas tahun kemudian, lelaki berusia 64 tahun itu ditemukan masih aktif menjalani kehidupan sehari-hari, dan bahkan ikut maraton untuk mendukung penelitian kanker, suatu hasil yang memungkinkan karena penelitian yang tahun ini dianugerahi penghargaan Nobel dalam bidang kedokteran.
Kasus Tierney itu merupakan sebuah gambaran yang menjelaskan bagaimana penelitian ilmiah yang tampaknya hanya dipahami oleh sedikit orang menunjukkan perubahan dari laboratorium menuju dunia nyata, yang menggambarkan suatu rangkaian upaya yang dapat menyelamatkan nyawa.
“Saya merasa tertarik,” ujar ahli onkologi, Toni Choueiri, yang menjadi dokter Tierney, di Dana-Farber Cancer Institute di Boston dan juga profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Harvard.
“Kita bukan sedang berupaya untuk menyembuhkan setiap orang. Tentu saja tidak. Tapi hal ini mencengangkan – mulai dari suatu penyakit yang tadinya dianggap sebagai hukuman mati,” kata Toni Choueiri, Dana-Farber Cancer Institute.
Warga Amerika, William Kaelin dan Gregg Semenza dan juga seorang warga Inggris, Peter Ratcliffe pada Oktober 2019 lalu mendapat penghargaan Nobel atas penelitian mereka tentang bagaimana sel-sel tubuh manusia mampu mendeteksi dan beradaptasi dengan oksigen.
Penelitian mereka dimulai pada awal 1990-an dan beberapa aplikasi terapi pertama dari penelitian itu muncul pada pertengahan tahun 2000-an.
Tierney, yang pernah menjadi seorang insinyur bidang desain, sedang menikmati kebersamaan dengan istrinya karena anak-anak mereka sudah hidup mandiri ketika ia didiagnosis menderita karsinoma sel ginjal stadium empat. Peluang hidupnya hanya tiga hingga lima persen.
Baca Juga: 5 Tanda Peringatan Batu Ginjal yang Harus Kita Ingat
“Saya sama sekali putus harapan,” seru Tierney kepada AFP, seperti mengutip VOAIndonesia.
Tapi hal itu berubah saat Tierney mendapatkan "Sutent", salah satu golongan obat baru yang dikenal sebagai angiogenesis inhibitor yang dapat menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru yang memberi makan sel-sel kanker.
Perkembangan perawatan dapat memperpanjang hidup Tierney, hal ini merupakan suatu keberhasilan yang langsung dirasakan dari penelitian trio pemenang Nobel itu.
Kaelin yang bekerja di laboratorium Dana-Farber sekaligus mengajar di Universitas Harvard, pertama kali mempelajari pengindraan oksigen karena ia mengamati suatu kondisi langka turunan yang disebut penyakit Von Hippel-Lindau (VHL).
Penyakit itu mengakibatkan tumbuhnya tumor dari medium perantaranya, seperti kanker ginjal, yang memproduksi tanda bahaya berlebihan ketika terjadi kekurangan oksigen. Salah satunya dikenal sebagai VEGF (vascular endothelial growth factor) yang merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyebarkan kanker.
Sekarang Sutent merupakan salah satu dari beberapa inhibitor VEGF atau zat yang disetujui untuk mengobati kanker.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra