Suara.com - Resistensi Antimikroba Meningkat, Rumah Sakit Awasi Resep Antibiotik
Antimicrobial Resistance (AMR) atau resistensi antimikroba telah menjadi ancaman nyata di dunia. Pada 2050 mendatang, diperkirakan akan ada 4,7 juta kematian orang di kawasan Asia Pasifik yang diakibatkan oleh infeksi bakteri yang resisten.
Untuk itu, kerjasama lintas sektor diperkuat untuk mencegah ancaman tersebut terjadi. Salah satunya melalui aturan PGA atau Pedoman Penatagunaan Antibiotik.
Menurut dr. Hari Paraton, Sp. OGK dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba atau KPRA, aturan PGA telah memiliki pedoman dan akan segera dilaksanakan tahun depan.
"Masing-masing rumah sakit nanti akan membentuk tim namanya tim PGA. Sudah ada proyek percontohan salah satunya di rumah sakit dr. Soetomo (Surabaya), Siloam, RS swasta di Pekan Baru juga," kata dr. Hari di Jakarta, Kamis, (19/12/2019).
Ia mengatakan, sekitar 80 persen dokter di Indonesia masih meresepkan antibiotik dengan cara yang salah. Kesalahan terjadi biasanya akibat dari ketidak tahuan dokter serta ketiadaan sarana diagnostik dan lab antimikroba.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga telah membuat Program Pengendalian Resistensi Antibiotik (PPRA) di tingkat fasilitas layanan kesehatan dengan meningkatkan fungsi laboratorium mikrobiologi, tim farmasi dan farmakologi klinik dalam memperkuat sistem pemantauan mikroba resisten.
"Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) mewajibkan setiap rumah sakit di Indonesia untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program penggunaan antibiotik yang bijak melalui penerapan Program Pengendalian Resistensi Antibiotik. Disamping berupaya menerapkan pedoman PPRA nasional, RSUI sebagai bagian dari Academic Health System (AHS) Universitas Indonesia bekerja sama dengan komite PPRA RSUI telah mengusulkan diadakannya penelitian bersama fasilitas layanan kesehatan yang terlibat dalam AHS Universitas Indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai penggunaan antibiotik, pola mikroba dan resistensi," kata Direktur Umum RS Universitas Indonesia, Dr. dr. Budiman Bela, SpMK(K) beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 3 Hal Ini Dapat Sebarkan Masalah Resistensi Antibiotik, Apa Saja?
Nantinya, RSUI sebagai wadah pendidikan bagi dokter, dokter gigi, perawat, dan apoteker yang mewadahi Rumpun Ilmu Kesehatan akan berupaya melibatkan semua komponen untuk mencegah AMR, termasuk komponen masyarakat melalui edukasi oleh tenaga kesehatan RSUI kepada pasien, keluarga pasien maupun masyarakat secara luas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah