Suara.com - Siapa yang ingin berada dalam keadaan yang sangat sulit? Seperti menjadi korban pelecehan dan korban pemerkosaan, yang pastinya setiap orang tidak ada yang ingin mengalaminya.
Apalagi korban nantinya akan selalu mengalami traumatis, atau kenangan buruk yang membekas.
Menanggapi hal tersebut, dr. Gina Anindyajati SpKJ mengatakan orang yang cenderung tidak merasa aman atau tidak punya kemampuam melawan dalam hubungan misalnya, akan mudah menjadi sasaran kekerasan seksual.
"Orang yang cenderung merasa tidak aman dalam hubungannya ini akan mudah ditargetkan untuk menjadi korban, karena iya iya aja nurut-nurut itu, karena dia takut ditinggal, takut diabaikan," ujar dr. Gina di FK UI, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2020).
Perasaan-perasaan itulah yang akhirnya membuat orang, kata dr. Gina, tidak sadar saat si pasangannya melakukan kekerasan seksual, bahkan cenderung terlihat menuruti segala keinginan pasangan alias budak cinta yang juga populer dengan sebutan bucin.
"Kadang-kadang kita di posisi itu nggak sadar kok waktu itu kita nurut-nurut aja ya, karena itu body refleks, otak kita yang bekerja untuk bisa berpikir seperti itu," tutur dr. Gina.
Namun buat orang dengan kondisi ini, sebenarnya mereka bisa berubah dan menolak kekerasan seksual dari pasangan dengan cara melatih keterampilan asertif, yakni satu keterampilan komunikasi untuk menyuarakan pendapat atau kondisinya tanpa berkata kasar atau terang-terangan.
"Keterampilan asertif, kapan bisa bicara sama orang lain, 'kayaknya sekarang kita nggak bisa'. Jadi ada kemampuan asertif, untuk mengutarakan pendapat kita tanpa menyakiti orang lain, dan tanpa menyakiti diri kita sendiri," ungkapnya.
Baca Juga: Darurat Pencegahan Kekerasan Seksual
"Jadi win-win solution, kemudian yang lain adalah belajar membangun atau membina hubungan yang aman," sambungnya.
Berita Terkait
-
Waspada! Berikut Mereka yang Berisiko Jadi Korban Kekerasan Seksual
-
Dokter Jiwa Ungkap Alasan Kenapa Korban Pemerkosaan Enggan Melapor
-
Korban Pemerkosaan Enggan Melapor, Dokter Jiwa Ungkap Alasannya
-
Jokowi: Kasus Kekerasan Terhadap Anak Adalah Fenomena Gunung Es
-
Meluruskan Perspektif, Ini 5 Mitos Pemerkosaan dan Kekerasan Seksual
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global