Suara.com - Aktor Ashraf Sinclair dilaporkan meninggal dunia karena serangan jantung pada Selasa (18/02/2020) pagi. Kabar ini mengejutkan banyak kalangan mengingat usianya yang masih sangat muda, yakni 40 tahun.
Ashraf yang merupakan suami penyayi Bunga Citra Lestari ini juga diketahui memiliki pola hidup sehat, mengatur asupan makanan dan rajin berolahraga.
Namun sayangnya, serangan jantung tak pandang bulu, ia bisa menyerang orang yang masih muda dan sehat sekalipun.
Seperti dilansir dari The Daily Beast, John Osborne, MD, Ph.D., seorang ahli jantung yang berfokus pada pencegahan kardiologi dan sukarelawan dengan American Heart Association, mengatakan bahwa penyakit jantung biasanya disebabkan oleh faktor risiko yang ia sebut The Big Four (diabetes, penggunaan tembakau, tekanan darah tinggi dan kolesterol).
Tetapi penting untuk diingat bahwa ini bukan satu-satunya faktor risiko. Kesehatan kardiovaskular yang buruk dapat memengaruhi bahkan pada orang yang tampaknya sangat sehat.
Masalahnya adalah bahwa banyak orang, terutama kaum muda dan mereka yang tampak sehat, tidak diperiksa untuk kelainan-kelainan semacam ini.
Sebab mereka tidak merasa khawatir dengan kesehatan kardiovaskular atau karena dokter mereka tidak berpikir mereka perlu diuji.
Osborne pun mengingatkan sejauh mengenai kolesterol dan tekanan darah, perlu memerhatikan hal itu di usia dua puluhan.
Periksalah kolesterol Anda setiap lima tahun dan tanyakan kepada dokter tentang apa arti hasilnya dan kemungkinan perlu mengubah pola makan dan gaya hidup jika hasilnya kurang memuaskan.
Baca Juga: Serangan Jantung Mendadak Seperti Ashraf Sinclair, Pakar Ungkap Penyebabnya
Sejauh tekanan darah terjadi, waspadalah saat Anda pergi ke dokter. Tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai 130/80 oleh American College of Cardiology.
Selain memantau kolesterol dan tekanan darah, ada hal lain yang harus dihindari, yakni segala jenis rokok. Ini termasuk rokok elektrik yang telah dikaitkan dengan kekakuan arteri, tekanan darah tinggi dan peningkatan detak jantung.
"Tidak ada jumlah aman penggunaan tembakau, titik," kata Osborne.
Kemudian berolah raga setidaknya 30 menit setiap hari dan makan makanan sehat tinggi kandungan nabati dan rendah daging merah pun sangat dianjurkan.
Sebuah studi 2017 menemukan hubungan antara daging merah dan kematian terkait dengan penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan, stroke, diabetes, infeksi, penyakit ginjal dan penyakit hati.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?