Suara.com - Belakangan, kisah Quaden Bayles, bocah yang menderita dwarfisme atau manusia kerdil yang di-bully teman-temannya ramai di media sosial.
Lewat video singkat yang diunggah oleh sang ibu, bocah berusia 9 tahun itu mengaku ingin bunuh diri karena menjadi korban bullying di sekolah.
Dalam video, Quaden terlihat menangis dan begitu tersiksa, ia bahkan meminta seseorang untuk membunuhnya saja. Sejak dibagikan, video Quaden Bayles itu sudah dilihat jutaan penonton dan mendapat simpati dari seluruh dunia.
Bullying atau intimidasi sendiri adalah ancaman serius bagi kaum muda saat ini. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bullying mempengaruhi 20% siswa sekolah menengah dan cyberbullying memengaruhi 16% siswa sekolah menengah.
Tentu saja, bullying dapat memiliki konsekuensi negatif bagi korban, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dilansir dari Psycom, tiap anak cenderung menunjukkan perilaku yang berbeda selama atau setelah intimidasi oleh teman sebaya. Perlu dicatat bahwa intimidasi dapat berlangsung untuk waktu yang lama sebelum siswa mencari bantuan.
Sebuah studi UCLA terhadap 2.300 siswa di sebelas sekolah menengah di Los Angeles menemukan bahwa tingkat intimidasi yang tinggi dikaitkan dengan nilai yang lebih rendah di tiga tahun sekolah menengah.
Siswa yang dinilai sebagai yang paling diintimidasi memiliki kinerja akademis yang jauh lebih buruk daripada rekan-rekan mereka.
Efek pada korban yang diintimidasi dalam jangka pendek dapat meliputi:
• Isolasi sosial
• Perasaan malu
• Gangguan tidur
• Perubahan kebiasaan makan
• Harga diri rendah
• Menghindari sekolah
• Gejala kecemasan
• Mengompol
• Risiko penyakit yang lebih tinggi
• Gejala psikosomatis (sakit perut, sakit kepala, sakit otot, keluhan fisik lainnya tanpa penyebab medis yang diketahui)
• Kinerja sekolah yang buruk
• Gejala depresi
Baca Juga: Rangkul Korban Bully, Kisah Bocah Ini Bikin Haru
Dengan perawatan kesehatan mental yang segera dan tepat serta sistem pendukung yang ada, para korban dapat mencegah beberapa konsekuensi jangka panjang potensial dari intimidasi. Namun, tanpa bantuan, anak-anak berisiko untuk hal-hal berikut:
• Depresi kronis
• Peningkatan risiko pikiran untuk bunuh diri, rencana bunuh diri, dan upaya bunuh diri
• Gangguan kecemasan
• Gangguan stres pasca-trauma
• Kesehatan umum yang buruk
• Perilaku merusak diri, termasuk diri sendiri -harm
• Penyalahgunaan zat
• Kesulitan membangun kepercayaan, persahabatan dan hubungan timbal balik.
Catatan Redaksi: Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, diharap untuk menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567 yang bisa dihubungi 24 jam untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial