Suara.com - Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diabetes merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah atau gula darah. Pada akhirnya menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.
Dilansir The Health Site, pada 2014, ada sekitar 422 juta penderita diabetes di seluruh dunia dan pada 2016 menjadi penyebab utama kematian ketujuh di seluruh dunia. Diabetes terdiri dari 2 jenis, tipe 1 dan tipe 2.
Pada diabetes tipe 2, tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin, hormon pengatur gula darah.
Insulin ini dihasilkan oleh pankreas, namun tubuh tidak dapat menggunakannya sebagaimana mestinya.
Seiring waktu, ini memengaruhi kemampuan pankreas dalam memproduksi insulin. Kondisi ini biasanya didiagnosis pada orang dewasa.
Sedangkan pada diabetes tipe 1, yang juga dikenal sebagai diabetes remaja, pankreas memproduksi sedikit atau tidak ada insulin dengan sendirinya.
Pada kondisi ini, sel-sel kekebalan akan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Itulah sebabnya pasien bergantung pada suntikan insulin untuk kelangsungan hidupnya.
Penyebab
Belum jelas apa yang menyebabkan diabetes tipe 1. Tetapi diabetes tipe 2 adalah hasil dari gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan kurangnya gerak.
Baca Juga: WNA Positif Corona yang Meninggal Alami Hipertensi, Diabetes dan Paru
Gen juga berperan di sini. Anda dapat mengelola diabetes tipe 2 dengan mengubah gaya hidup, tetapi ini tidak berhasil jika diterapkan pada diabetes tipe 1.
Gejala
Diabetes tipe 1 dapat menyerang secara tiba-tiba, dan gejalanya cepat terjadi. Fluktuasi kadar gula yang sangat tinggi, peningkatan buang air kecil, rasa lapar dan haus yang berlebihan, kenaikan atau penurunan berat badan yang tiba-tiba, adalah beberapa gejala dari kondisi ini. Ini paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja.
Sedangkan diabetes tipe 2 dapat dialami orang selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan adanya gejala. Kebanyakan orang sadar setelah mereka memeriksakan diri ke dokter.
Tapi, beberapa orang yang mengalami gejala umumnya merasakan haus yang meningkat, buang air keci, rasa lapar, kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba, masalah penglihatan dan kesemutan pada kaki. Gejala ini mungkin akan menjadi lebih buruk saat penyakit berkembang.
Berita Terkait
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Usia 20-an Kena Diabetes? Cek Kebiasaanmu Sekarang Juga!
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Diabetes Bukan Penyakit Orang Tua, Ini 5 Cara Simpel Biar Gen Z Gak Kena Sakit Gula
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis