Suara.com - Punya Efek Samping, Obat Klorokuin Tak Boleh Dikonsumsi Sembarangan
Penggunaan klorokuin alias Chloroquine Phosphate untuk menyembuhkan virus Corona Covid-19 wajib dilakukan dengan hati-hati. Pakar mengimbau, masyarakat awam tidak membeli dan mengonsumsi obat ini sembarangan.
Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Zullies Ikawati, Apt., mengatakan klorokuin tergolong sebagai obat keras dengan efek samping.
"Klorokuin adalah obat keras yangg juga ada efek sampingnya. Harus digunakan dengan resep dokter. Sebaiknya digunakan bagi mereka yang sudah positif kena atau suspect," ujar Zullies, dikutip dari situs resmi UGM, Selasa (24/3/2020).
Menurut Zullies, klorokuin sejatinya adalah obat antimalaria yang kemudian digunakan juga sebagai imunosupresan pada pasien dengan penyakit autoimun, seperti lupus atau artritis rematoid.
Belakangan, klorokuin juga disebut memiliki efek antiviral, dan bahkan dipakai untuk mengatasi COVID-19 di China.
"Klorokuin memang dilaporkan memiliki efek antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV. Obat ini bekerja dengan mengikat reseptor seluler angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang merupakan tempat masuknya virus SARS-CoV sehingga menghambat masuknya virus ke dalam sel," jelasnya.
Selain itu, kata Zullies, klorokuin mampu meningkatkan pH endosomal yang menyebabkan hambatan replikasi virus karena replikasi virus membutuhkan suasana asam. Namun demikian, sebagai obat dengan kategori obat keras yang wajib digunakan dengan resep dokter, Klorokuin sebaiknya digunakan untuk yang sudah positif atau tersangka.
"Bila tidak terkena lalu mengonsumsi maka efeknya tidak kecil seperti gangguan penglihatan dan terjadinya abnormalitas pada jantung," ujarnya.
Baca Juga: Aktor Keturunan Korsel Ungkap Keajaiban Klorokuin Sembuhkan Covid-19
Ia menyarankan agar masyarakat juga tidak menimbun dua macam obat tersebut. Sebaliknya, ia menganjurkan untuk tetap menjaga kesehatan dengan meningkatkan sistem imun daya tahan tubuh melalui menjaga kebersihan diri serta berolahraga secara teratur di rumah.
"Sering cuci tangan, hindari kerumunan, jaga jarak dan jangan stres. Tetap waspada tapi tidak panik," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan