Suara.com - Vaksin untuk virus corona baru atau Covid-19 kini sedang diupayakan produksi oleh beberapa negara di dunia, salah satunya Indonesia.
Rencananya konsorsium pengembangan vaksin ini akan dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME).
Direktur LBME Prof. Amin Soebandrio, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima dua kali undangan dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) untuk memimpin konsorsium tersebut sejak dua minggu yang lalu.
"Sudah dua kali (perintah lisan) dari Menristek. Tentunya (juga perintah) dari Jokowi, Menristek sesuai dengan tupoksinya bertanggung jawab dalam penelitian, jadi tanggung jawab itu diberikan kepada Menristek tentunya," kata Prof Amin kepada Suara.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/3/2020).
Menurut Prof Amin, waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan vaksin tersebut antara 12-18 bulan. Kini proses administrasi dan proposal sedang dikebut untuk bisa memproduksi vaksin tersebut tepat waktu.
Lembaga Eijkmann sendiri sudah memiliki kemampuan yang mumpuni untuk produksi vaksin dalam skala laboratorium. Nantinya dibutuhkan kerjasama dengan pihak industri, karena skala yang lebih besar dan produksi yang lebih cepat.
Dalam 12-18 bulan hingga vaksin tersebut diselesaikan dalam skala laboratorium, kemudian bibit vaksin tersebut akan diserahkan ke industri untuk dikembangkan, termasuk menjalani uji klinis terbatas maupun luas yang akan dilakukan oleh industri.
Prof Amin menjelaskan, normalnya membuat vaksin apabila bukan dalam keadaan pandemi membutuhkan waktu tahunan. "Jadi pengembangan di laboratorium sendiri, kemudian uji klinis itu saja bisa 3-5 tahun," kata Prof Amin.
Hal ini disebabkan vaksin harus melalui serangkaian uji di luar uji klinis, seperti uji manfaat hingga uji keamanan, kemudian pengujian multi country yang melibatkan ribuan orang.
Baca Juga: Jakarta Darurat Corona, Masinton: Opsi Lockdown Efektif Kurangi Penyebaran
Akan tetapi dalam keadaan pandemi seperti virus corona ini maka butuh untuk mempersingkat waktu. Beberapa proses perijinan dipersingkat dan jumlah orang yang akan ikut dalam pengujian diperkecil.
"Sehingga tidak membutuhkan waktu yang begitu lama," tutur Prof Amin.
Prof Amin menyebut untuk produksi vaksin corona covid-19 akan dikonsentrasikan ke suplai dalam negeri terlebih dahulu. Apabila ada kelebihan, maka bisa dijual ke negara lain, dengan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia sendiri saja sudah cukup banyak.
Untuk kebutuhan pandemi, ada prosedur untuk setidaknya minimal 50 persen dari populasi harus diimunisasi dan masing-masing disuntik dua kali. Prof Amin memperkirakan Indonesia membutuhkan setidaknya 260 juta dosis.
Apabila dari kemampuan produksi dunia Indonesia kebagian satu juta dosis per minggu, maka bisa diperkirakan dibutuhkan 260 minggu atau kurang lebih 5 tahun.
"Maka dihitung aja kita butuh berapa minggu untuk men-cover seluruh penduduk Indonesia, setidaknya 50 persen populasinya. Butuh waktu bertahun-tahun," kata ProF Amin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025