Suara.com - Pelantun Lose You To Love Me, Selena Gomez, mengaku dirinya baru saja didiagnosis mengidap gangguan mental bipolar setelah berdiskusi dengan dokter di Rumah Sakit McLean, AS.
"Aku membahas berbagai hal yang aku lalui selama beberapa tahun, aku menyadari bahwa aku bipolar," tuturnya dalam siaran Instagram bersama Miley Cyrus pada Jumat (3/4/2020).
Menurut National Institute of Mental Health, bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati ekstrem. Gangguan mental ini menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan yang tidak biasa untuk melakukan tugas sehari-hari.
Sebelumnya gangguan bipolar ini dikenal sebagai depresi manik. Kondisi ini sangat serius, yang jika tidak diobati dapat menghancurkan hubungan, karir, dan memengaruhi kinerja akademik. Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan bunuh diri.
Diagnosis paling umum terjadi antara usia 15 hingga 25 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada usia berapa saja.
Dilansir dari Medical News Today, gangguan bipolar tampaknya tidak memiliki penyebab tunggal, artinya bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain:
1. Faktor genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan ada komponen genetik untuk gangguan bipolar. Jadi, ini lebih cenderung muncul pada seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi tersebut.
2. Sifat biologis
Baca Juga: DPR : Bila Covid-19 Tak Teratasi, Kualitas Hidup akan Merosot
Pasien dengan gangguan bipolar sering menunjukkan perubahan fisik pada otak mereka, tetapi hubungannya masih belum jelas.
- Ketidakseimbangan kimiawi otak: Ketidakseimbangan neurotransmitter tampaknya memainkan peran kunci dalam banyak gangguan suasana hati, termasuk gangguan bipolar.
- Masalah hormonal: Ketidakseimbangan hormon dapat memicu atau menyebabkan gangguan bipolar.
- Faktor lingkungan: Penyalahgunaan obat-obatan, tekanan mental, perasaan kehilangan yang signifikan, atau beberapa peristiwa traumatis lainnya dapat berkontribusi atau memicu gangguan bipolar.
Salah satu kemungkinannya, bahwa beberapa orang dengan kecenderungan genetik untuk gangguan bipolar mungkin tidak memiliki gejala yang terlihat sampai faktor lingkungan memicu perubahan suasana hati yang parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?