Suara.com - Gunung Anak Krakatau meletus pada Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 22.35 WIB. Dilaporkan, letusan Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda tersebut membentuk kolom abu berketinggian mencapai 500 meter dari puncak gunung.
Durasi semburan abu Gunung Anak Krakatau terjadi selama 38,4 menit. Kolom abu juga teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan condong mengarah ke arah utara.
Status Gunung Anak Krakatau hingga kini masih berstatus Level II atau waspada dengan konsekuensi. Warga pun tidak boleh mendekat dalam radius dua kilometer.
Menghirup abu vulkanik sendiri memiliki konsekuensi pada kesehatan. Meski cenderung merupakan partikel yang lebih ringan, namun abu vulkanik sebenarnya sangat padat, kira-kira lima sampai enam kali lipat dari air hujan.
Dilansir dari Forbes, secara umum menghirup abu vulkanik akan menjadi penyebab utama mematikan bagi beberapa orang. Saat terhirup, abu vulkanik itu dapat merusak bagian dalam bronkiolus, alveoli dan kapiler.
Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan silikosis, penyakit yang berpotensi menimbulkan bekas luka permanen pada paru-paru Anda.
Jika abu jatuh ke dalam persediaan air dan orang meminumnya, kondisi menyakitkan yang sama juga dapat memengaruhi sistem pencernaan mereka.
Ada beberapa aerosol beracun yang terperangkap di dalam sebagian besar abu vulkanik, termasuk hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan asam klorida dan hidrofluorik.
Yang paling terasa, abu vulkanik bisa menyebabkan sesak napas dan batuk yang berlebihan. Dalam hal sistem pernapasan Anda, Anda mungkin mendapatkan bronkitis.
Baca Juga: Studi: Selain Saluran Pernapasan, Covid-19 juga Memengaruhi Saraf
Selain itu, cukup banyak zat korosif ini dapat menyebabkan mata Anda mulai berdarah, dan kornea Anda bisa menjadi lelah, yang membuat konjungtivitis lebih mungkin terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
Terkini
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi