Suara.com - Satu kasus Ebola kembali terdeteksi di kota Beni, Republik Demokratik Kongo (DRC) pada Jumat (10/4/2020), lapor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kasus ini terdeteksi pada seorang lelaki berusia 26 tahun dan ia sudah dinyatakan meninggal akibat terinfeksi virus tersebut.
WHO juga mengatakan otoritas kesehatan setempat sedang berupaya menemukan orang-orang yang mungkin telah berhubungan dengan lelaki tersebut untuk diimunisasi dan memantau status kesehatan mereka.
Ebola merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus. Infeksi virus ini dapat menyebabkan demam, diare, serta pendarahan di tubuh penderitanya.
Dilansir Alodokter, epidemi ini awal mulanya ditemukan di Afrika Tengah pada 1976, tetapi 'puncak' dari penyakit ini terjadi pada 2014-2016 di DRC dan hanya 10% penderita Ebola yang selamat.
Penyebaran virus Ebola diduga berawal dari interaksi manusia dengan hewan terinfeksi, seperti kelelawar, monyet, atau simpanse. Kemudian infeksi ini mulai menyebar di antara manusia.
Berbeda dengan Covid-19, virus ini juga dapat menulari manusia lain dari darah selain cairan tubuh penderita.
Darah atau cairan tubuh (air liur, muntahan, keringat, ASI, urine, tinja, hingga air mani) penderita dapat masuk ke tubuh orang lain melalui luka di kulit atau lapisan dalam hidung, mulut, dan dubur.
Tak hanya itu, Ebola juga dapat menular melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi oleh cairan tubuh penderita, seperti jarum suntik, perban, seprai, hingga pakaian.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Kongo Umumkan Ada Kasus Ebola Baru
Namun, penyakit ini tidak dapat ditularkan ke orang lain sampai gejala muncul pada penderita.
Gejala awal dari penyakit ini adalah demam, sakit kepala, menggigil, nyeri otot dan sendi, serta tubuh terasa lemah, dan akan muncui dalam 2 hingga 21 hari setelah kontak dengan penderita.
Seiring waktu, gejala akan semakin parah hingga penderita mengalami:
- Muncul ruam kulit.
- Mata merah.
- Sakit tenggorokan.
- Nyeri dada.
- Sakit maag.
- Mual dan muntah.
- Diare, bisa disertai darah.
- Berat badan turun drastis.
- Keluar darah melalui mulut, hidung, mata, atau telinga.
Penularan virus Ebola terjadi sangat cepat dan mematikan sehingga harus segera mendapat perawatan.
Berita Terkait
-
HIV Sudah Bisa Dikendalikan, Stigmanya Belum
-
Misteri Sakit Federico Barba, Sang Pemain Bingung Penyebabnya
-
Napas Anak Terasa Cepat? Jangan Tunda! Ini Langkah Darurat Mengatasi Gejala RSV Menurut Dokter
-
Bukan Cuma Flu Biasa, Virus RSV Bisa Jadi 'Pembunuh' Senyap bagi Bayi Prematur
-
4 Virus dan Bakteri yang Bisa Picu Keracunan Makanan, Apa Saja?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental