Suara.com - Selama masa pandemi virus corona Covid-19, beberapa orang mungkin bermasalah dengan pola makannya. Mereka menjadi lebih banyak makan sembarang atau makan secara emosional akibat stres menghadapai pandemi.
Sejak kecil, semua orang pasti diajarkan untuk konsumsi makanan untuk mengatasi perasaan. Tetapi, makan secara emosional dan berkelanjutan adalah kondisi yang berbeda.
Pola makan secara emosional yang tak terkendali akibat stres pandemi virus corona Covid-19, bisa merusak energi mental, fisik, melemahkan imunitas, meningkatkan risiko kesehatan dan mengganggu tidur.
Namun dilansir oleh The Healthy, Anda bisa mengatasinya dengan menumbuhkan pola makan seimbang, meskipun dalam kondisi stres.
1. Cari isyarat tubuh
Langkah pertama, pastikan Anda makan ketika tubuh memberi sinyal kelaparan perut, bukan kelaparan secara mental atau pikiran. Biasanya kelaparan perut memiliki gejala fisik seperti perut menggeram.
Jika Anda merasa lapar, tetapi belum lama selesai makan. Artinya, itu sinyal kelaparan akibat mental, pikiran atau perasaan.
2. Hubungan titik antara perasaan dan makanan
Langkah kedua, Anda bisa mencari tahu makanan bertekstur atau rasa seperti apa yang dikonsumsi ketika marah, sedih dan bahagia.
Baca Juga: Jaga Kebersihan Diri dan Rumah, Ada Penawaran Menarik di Sini Lho!
Cara ini bukan untuk mengawasi diri sendiri untuk tidak konsumsi makanan tertentu. Anda bisa melakukan cara ini untuk menyadari kondisi diri sendiri.
3. Susun jadwal makan
Langkah ketiga adalah menyusun jadwal makanan. Sebagian besar orang cenderung makan secara emosional ketika banyak waktu luang. Cobalah untuk membuat jadwal kapan waktu yang tepat untuk makan berat dan ngemil ringan setiap harinya.
4. Makanlah dengan fokus
Langkah keempat, pastikan Anda makan tanpa terganggu apapun. Contohnya, makanlah di meja makan daripada makan sambil menonton TV, Film atau Laptop. Makanlah tanpa membaca buku atau memeriksa ponsel, karena Anda harus siap.
5. Baik pada diri sendiri
Berita Terkait
-
Kehamilan Bukan Cuma Soal Fisik: Begini Pentingnya Dukungan Emosional untuk Ibu Muda Gen Z
-
Bukan Cuma Capek Biasa: Kenali Tanda-tanda 'Burnout' Sebelum Terlambat
-
Trekking Jadi Gaya Hidup: Sandal Ini Siap Temani Petualangan Urban dan Alammu!
-
Curhat Pilu Mongol Stres, Uang Rp 53 Miliar Lenyap Dipinjam Cagub Korup dan Takut Ikut Diciduk KPK
-
Ketika Stres Diam-Diam Bikin Tubuh Sakit, Dokter Indonesia Angkat Isu Ini ke Eropa
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh