Suara.com - Ibu hamil diperbolehkan menjalani ibadah puasa saat Ramadan. Namun bagi ibu hamil dengan usia kandungan trimester pertama, disarankan lebih dulu memperhatikan kondisinya.
"Trisemseter pertama kan masih mabok-mabok gitu. Makan aja susah, makan milih. Apalagi puasa. Tapi ada juga yang gak susah saat trimester pertama, ya nggak apa-apa puasa aja," kata dokter spesialis kandungan RS Pondok Indah, Bramundito, dalam siaran Talkshow online 'Puasa Pada Ibu Hamil dan Menyusui', Minggu (26/4/2020).
Bagi ibu hamil yang memiliki masalah pada lambung, Bramundito menyarankan sebaiknya tidak puasa. Karena untuk menghindari perut nyeri akibat maag, ibu hamil disarankan untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering.
Saat usia kehamilan sudah melewati trimester awal, biasanya mual akan berkurang, sehingga ibu hamil akan lebih mudah untuk menjalani puasa. Meski begitu, Bramundito mengingatkan, ada kondisi tertentu ibu hamil harus membatalkan puasanya.
"Kalau di kota rajin kontrol, akan dilihat berat bayi, tapi itu secara subyektif dokter. Tapi kalau subyektif pasien, selama nggak ada lemas, pusing, kalau sudah hamil agak besar dan gerak bayi nggak berkurang, nggak ada muntah, boleh puasa," jelasnya.
Jika saat kontrol kehamilan dokter menyatakan kondisi bayi bagus, menurut Bramundito, tak masalah jika ibu hamil meneruskan puasa. Tapi jika berat bayi tidak bertambah seiring usia kehamilan, dokter akan menyarakan sebaiknya puasa ibu hamil dibatalkan.
"Walaupun kalau berat masih dalam range usia kehamilan, nggak apa-apa puasa aja. Tapi tetap subyektif ibunya ada keluhan lain nggak. Kan ada trimester terakhir muntah-muntah lagi. Jadi tidak disarankan (puasa)," tuturnya.
Sementara itu, untuk mengatasi rasa mual saat hamil, konsumsi suplemen vitamin diperbolehkan. Atau dengan obat tradisional, kata Bramundito.
"Obat paling sederhana nggak apa-apa. Coba pakai yang ringan vitamin B6 sebanyak tiga kali sehari. Atau obat tradisional pakai jahe. Tapi kalau tidak menolong, ya sudah pakai obat dokter," ucapnya.
Baca Juga: Hamil Anak Ketiga, Artika Sari Devi Keguguran
Menurutnya, biasanya dokter akan memberi obat dengan dosis ringan. Tapi jika mual tetap tak teratasi, baru akan diberi obat dengan dosis lebih kuat. "Daripada nanti ibunya nggak makan dan minum," kata Bramundito.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat