Suara.com - Sedih, Tekanan Mental Bikin Tenaga Medis Jadi 'Korban Kedua' Pandemi Corona
Petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19 menghadapi risiko terhadap kesehatan fisik sejak awal pandemi terjadi. Banyak yang terinfeksi dan meninggal karena infeksi ini.
Tetapi, kasus bunuh diri Dr Lorna Breen, seorang dokter UGD di New York City dan penyintas Covid-19, telah menyoroti masalah kesehatan lain yang dihadapi petugas medis, yaitu masalah kesehatan mental.
"Bahkan di luar pandemi, berbicara tentang populasi orang yang rentan, kau tahu, ada banyak stres," tutur Dr Sanjay Gupta, Kepala Koresponden Medis CNN.
Pandemi Covid-19 telah menciptakan apa yang dikenal sebagai 'korban kedua', kata Curtis Reisinger, seorang psikolog klinis dan direktur Program Bantuan Karyawan di Northwell Health di New York.
Istilah ini merujuk pada pekerja kesehatan yang mengalami trauma terkait dengan perawatan pasien.
Reisinger mengatakan dirinya telah mendengar dari petugas medis bahwa Covid-19 membuat mereka tidak dapat sepenuhnya merawat kebutuhan pasien.
"Rasa sakit yang mereka rasakan adalah, terkadang ingin menjadi lebih dekat (ke pasien) dan ingin membantu, tetapi mereka tidak bisa," jelas Reisinger.
Karena virus corona sangat menular, keluarga pasien tidak diperbolehkan membesuk ke rumah sakit dan petugas kesehatan tidak bisa terlalu dekat dengan pasien yang terinfeksi. Membuat pasien merasa sendirian.
Baca Juga: Studi: Makan Daging Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental
"Kau bisa melihat ketakutan di mata seseorang, (tapi) kau tidak bisa memeluk mereka, kau tidak bisa menenangkan mereka. Mereka menderita menyaksikan apa yang tidak bisa mereka lakukan," lanjutnya, dilansir CNN Internasional.
Risiko terhadap kesehatan mereka sendiri, situasi hidup dan mati, stres yang tinggi, dan berjam-jam dalam pekerjaan yang menuntut, membuat bidang kesehatan menjadi sangat sulit, bahkan di masa normal.
Tetapi, menurut Gupta, pandemi ini telah memperbesar masalah-masalah itu ke tingkat yang lebih baru karena tidak pernah terjadi sebelumnya.
Berita Terkait
-
Risau soal Psikis Anak saat Perceraian, Bedu: Mudah-mudahan Mereka Mengerti
-
Bukan Sekadar Suka Bersih, Kenali Gejala dan 5 Tipe OCD Menurut Psikolog
-
Bukan Cuma Capek Biasa: Kenali Tanda-tanda 'Burnout' Sebelum Terlambat
-
Gen Z Sering Pakai Akun Alter di Medsos, Apa Sih Yang Dicari?
-
FOMO Bikin Gelisah? Temukan Kedamaian Hidup dengan Digital Detox
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis