Suara.com - Penampilan fisik, seperti wajah berbintik, rambut merah hingga narkolepsi yang dianggap berasal dari gen Neanderthal, ternyata tidak lagi terbukti.
Sebuah penelitian terhadap puluhan ribu penduduk Islandia menemukan warisan DNA Neanderthal hanya berdampak kecil atau tidak berefek sama sekali pada sebagian besar sifat fisik atau risiko penyakit seseorang.
Berdasarkan teori sebelumnya, peneliti di University of Montreal, Kanada, menemukan bukti bahwa manusia modern membawa fragmen DNA manusia purba. Mereka mengembangkan teori bahwa Homo Neanderthal yang telah punah berhubungan seks dengan manusia modern atau Homo Sapiens.
Ahli paleogenetik menyadari sekitar 10 tahun yang lalu, sebagian besar orang Eropa dan Asia mewarisi 1% hingga 2% genom dari Neanderthal. Lalu, orang Melanesia dan Aborigin Australia mendapat sekitar 3% hingga 6% DNA mereka dari Denisovan, sepupu Neanderthal yang menetap di Asia sekitar 50.000 hingga 200.000 tahun lalu.
Studi sebelumnya mengatakan varian gen dari manusia purba ini dapat meningkatkan risiko depresi, pembekuan darah, diabetes, dan gangguan lain pada manusia modern.
DNA manusia purba juga dapat mengubah bentuk tengkorak, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan memengaruhi warna mata, rambut, dan kepekaan terhadap matahari, menurut pemindaian data genomik dan kesehatan dalam biobank serta basis data medis.
Namun dilansir Science Magazine, studi baru yang mencari DNA kuno tersebut pada orang-orang Islandia, membantah banyak klaim studi terdahulu itu.
Peneliti dari Aarhus University di Denmark memindai genom lengkap dari 27.566 responden Islandia dalam sebuah database di deCODE Genetics di Islandia, mencari varian gen kuno yang tidak biasa.
Mereka menemukan, salah satunya, bahwa orang Islandia mewarisi 3,3% dari DNA Denisovan dan 12,2% dari sumber yang tidak diketahui. Kemungkinan sekitar 84,5% berasal dari kerabat dekat referensi Neanderthal.
Baca Juga: Sekitar 42 Persen Masalah Gangguan Kejiwaan Disebabkan Faktor Genetik
Selanjutnya, para peneliti menghitung hubungan DNA Neanderthal dan Denisovan dengan 271 sifat. Tidak seperti kebanyakan studi sebelumnya, tim memeriksa seluruh genom yang memungkinkan mereka untuk mengevaluasi apakah gen manusia modern juga mempengaruhi sifat-sifat tertentu.
Namun, mereka menemukan sebagian besar sifat lebih baik dijelaskan oleh hubungan dengan varian gen modern.
Ternyata, tulis peneliti dalam jurnal Nature, hanya lima sifat secara khusus dipengaruhi oleh DNA purba.
Berlawanan dengan penelitian sebelumnya, peneliti tidak menemukan hubungan signifikan antara DNA manusia purba dengan bintik wajah, warna rambut, warna mata, atau penyakit autoimun.
Mereka menyimpulkan, DNA Neanderthal pada manusia modern hanya berefek kecil pada sifat kompleks seperti tinggi atau depresi, di mana banyak gen berinteraksi.
Ahli genetika populasi Joshua Akey dari Universitas Princeton mengatakan bahwa penemuan DNA Denisovan di Islandia ini 'menarik'.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
-
Tips Jaga Kesehatan Kulit di Tengah Tumpukan Pekerjaan Akhir Tahun
-
RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter