Suara.com - Ahli mencatat bahwa industri perternakan hewan telah menyebabkan sebagian besar penyakit infeksi baru pada manusia dalam dekade terakhir. Para ahli pun memperingatkan bahwa risiko akan pandemi baru bisa muncul imbas dari adanya pasar hewan.
Seperti dilansir dari Independent, para ahli dari PBB dan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) telah menunjuk binatang atau makanan berbasis hewan sebagai titik awal munculnya penyakit.
Mereka mencontohkan penyakit Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 270.000 orang di seluruh dunia.
Di sisi lain, sebuah laporan terpisah telah memperingatkan bahwa mengganti pasar pembantaian udara terbuka Asia dengan peternakan untuk daging akan menciptakan kondisi berbahaya yang sama untuk berkembang biak yang sangat ganas.
Valentina Rizzi, seorang ahli penyakit di EFSA, mengatakan penyakit yang ditularkan secara langsung atau tidak langsung dari hewan, termasuk ternak ke manusia disebut zoonosis.
"Sebagian besar dari semua penyakit menular pada manusia berasal dari hewan, dan lebih khusus lagi mayoritas infeksi baru pada manusia dalam 10 tahun terakhir benar-benar berasal dari hewan atau makanan yang berasal dari hewan," jelasnya.
Para ahli berbicara ketika pemerintah di seluruh dunia menghadapi seruan desakan untuk melarang pasar penyembelihan hewan hidup, seperti yang ada di Wuhan, terkait dengan kemunculan virus corona . Organisasi Kesehatan Dunia telah ditekan untuk melakukan intervensi .
The Independent 's kampanye Hentikan Perdagangan Satwa menyerukan perdagangan harus benar-benar dikontrol dan diatur.
Virus seperti Covid-19 telah dikaitkan dengan kios di Asia Tenggara dan India, di mana hewan rentan terhadap penyakit karena tekanan yang disebabkan oleh pengurungan yang begitu dekat dan pemandangan hewan lain yang disembelih diyakini melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka .
Baca Juga: Update Covid-19 Minggu 10 Mei: Sembuh 2.698, Meninggal 973 Orang
Awal pekan ini, para peneliti yang dipimpin oleh Universitas Sheffield dan Bath memperingatkan bahwa pertanian intensif, yang melibatkan penggunaan antibiotik yang berlebihan, jumlah hewan yang tinggi, dan keragaman genetik yang rendah adalah sarang bagi penyebaran patogen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek