Suara.com - Di tengah pandemi virus corona Covid-19, disinfektan yang berbentuk lampu ultraviolet atau sinar UV juga cukup banyak digunakan di perkantoran hingga rumah pribadi.
Banyak artis Indonesia yang memanfaatkan bilik disinfektan dengan lampu UV untuk melindungi keluarganya dari virus corona Covid-19, salah satunya Raffi Ahmad.
Banyak orang percaya bahwa paparan lampu UV ini bisa membunuh virus corona Covid-19, baik untuk mensterilkan seluruh tubuh maupun hanya tangan. Tapi, apakah ini benar-benar berfungsi dan aman digunakan?
Studi yang dilansir oleh Business Insider, mengatakan bahwa sinar UV bisa mengubah materi genetik dalam virus dan mikroba lain yang membuatnya tidak bisa bereproduksi. Artinya, sinar UV bisa membunuh virus dan kuman.
Tapi, para peneliti di Universitas Columbia sedang menguji efektivitas sinar UV dalam membunuh virus corona Covid-19.
Dalam hal ini, para peneliti menguji efektivitas jenis sinar UV tertentu, yang disebut UVC terhadap virus corona Covid-19.
Menurut Pusat Riset Radiologi Universitas Columbia, jenis sinar UVC ini bisa membunuh virus tanpa membahayakan manusia.
Meski begitu, lampu UV sebaiknya tidak digunakan untuk mensterilkan tangan atau area kulit lainnya. Karena radiasi UV dapat menyebabkan iritasi kulit.
Arnold, seseorang yang bekerja di UV Light Technology dilansir dari BBC, mengatakan UVC adalah bagian spektrum tidak jelas yang terdiri dari panjang gelombang cahaya lebih pendek dan lebeih energik. Sinar UVC ini bisa menghancurkan bahan genetik, baik pada manusia atau partikel virus.
Baca Juga: Puasa Jadi Momen Tepat Buang Racun dari Tubuh, Ini Cara Melakukannya
Walaupun sinar UVC ini bisa membunuh virus, tapi jumlah paparan ultraviolet yang dibutuhkan tergantung pada faktor-faktor, seperti bentuk dan jenis bahan virus.
Arnold juga mengatakan bahwa paparan lampu UV untuk mendisinfeksi kulit lambat laun akan membahayakan.
"UVC adalah sinar yang benar-benar berbahaya, Anda tidak boleh terkena itu secara langsung. Ketika berjemur di bawah sinar matahari, Anda hanya membutuhkan waktu lebih pendek untuk terpapar UVB," jelasnya Arnold.
Tapi, Anda hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja untuk terpapar sinar UVC dari matahari. Karena itu, Anda akan merasa mata pedih atau kasar ketika menatap matahari dalam beberapa detik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan keras bagi orang yang menggunakan bilik sinar UV untuk mensterilkan tangan maupaun tubuh dari virus corona Covid-19.
Menurut Arnold, seseorang membutuhkan peralatan dan pelatihan khusus untuk menggunakan bilik sinar ultraviolet dan memanfaatkan UVC dalam mensterilkan tangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?