Suara.com - Ada beberapa jenis pengujian virus corona Covid-19, salah satunya yang paling umum adalah swab test. Tetapi, para ahli memeringatkan beberapa tes corona Covid-19 bisa memeberikan hasil yang salah.
Hasil tes medis yang menyatakan negatif palsu ini artinya pemeriksaan seseorang dengan virus corona Covid-19 bisa saja dinyatakan tidak memiliki virus.
Padahal seseorang dengan virus corona Covid-19 ini mestinya menjalani perawatan dan isolasi mandiri untuk mencegah penularan virus yang meluas.
Karena, orang dengan hasil corona Covid-19 negatif palsu sangat berpeluang menyebarkan virus ke orang lain tanpa disadari.
Ahlirologi Lawrence Young, yang bekerja di Warwick University mengatakan sekitar 30 persen orang mendapatkan hasil negatif virus corona Covid-19 yang palsu.
"Artinya, setiap 100 orang dengan virus corona Covid-19 yang menjalani tes, sebanyak 30 orang akan mendapatkan hasil negatif palsu," kata Lawrence dikutip dari Express.
Pakar penyakit menular juga menjelaskan hasil tes negatif palsu bisa disebabkan oleh beberapa alasan. Tetapi, alasan utamanya mungkin mengenai kesalahan pengambilan sampel.
"Itu selalu membuatku khawatir dan banyak kolega yang mengalami masalah dengan pemeriksaan swab. Aku pikir ada beberapa alasan," jelasnya.
Pengambilan sampel yang salah bisa terjadi karena kit pengujian rumah yang mungkin tidak diikuti secara akurat oleh semua orang.
Baca Juga: Bukan Teh Manis, Ini Minuman yang Direkomendasikan Untuk Buka Puasa
Sebelumnya, tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk virus corona Covid-19 memerlukan sampel usap tenggorokan untuk melihat seseorang terinfeksi atau tidak.
Teknik usap atau swab yang benar mestinya memberikan hasil akurasi sebesar 99,9 persen. Tapi, pemeriksaan ini masih bisa menimbulkan kesalahan.
Seorang profesor di bidang kedokteran dan penyakit menular di Universitas East Anglia, Profesor Paul Hunter pun mengkhawatirkan banyaknya hasil negatif palsu terkait pemeriksaan PCR untuk deteksi virus corona Covid-19.
"Saya mengkhawatirkan seseorang dengan gejala virus corona Covid-19, tapi hasil pemeriksaannya negatif. Maka seseorang bisa saja keluar atau berkeliaran di area publik," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara