Psikiater adalah dokter medis berlisensi yang telah menyelesaikan pelatihan psikiatris. Ppsikiater bertanggung jawab untuk mendiagnosis gangguan mental seorang pasien dan menentukan pengobatan yang akan dilakukan, karena keahlian mereka berfokus pada ketidakseimbangan kimia di dalam otak manusia. Oleh sebab itu, psiakiater juga bisa memberikan resep dan terapi obat-obatan (farmakoterapi), terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai dengan kebutuhan para pasien.
“Psikiater memiliki insting biologi dan neurokimia yang lebih kuat,” kata Ranna Parekh, MD, seorang direktur di American Psychiatric Association.
“Mereka menggunakan pendekatan diagnosis eksklusi. Misalnya, sebelum mendiagnosis seseorang mengalami depresi, psikiater akan memastikan mereka tidak memiliki kekurangan vitamin atau masalah tiroid. Setelah mereka membuat diagnosis kesehatan mental, psikiater biasanya meresepkan obat untuk Anda."
Terapis: Profesional (dan istilah) yang paling sering dikaitkan dengan sebuah terapi reguler.
Terapis pada dasarnya adalah istilah umum untuk semua profesional kesehatan mental yang dapat membantu pengobatan kesehatan mental. Dan istilah "konselor" dan "terapis" sering digunakan secara bergantian.
Kelompok ini, di luar psikolog dan psikiater, dapat mencakup pekerja sosial, terapis perkawinan dan keluarga, dan konselor klinis profesional berlisensi. Para ahli ini biasanya merupakan lulusan program sekolah pascasarjana dua tahun setelah memperoleh gelar sarjana mereka, kata Emin Gharibian, seorang psikolog di Verdugo Psychological Associates In Los Angeles.
"Sebagian besar, (terapis) akan melakukan terapi individu dan kelompok dalam berbagai pengaturan, termasuk praktik pribadi, sekolah, rumah sakit, klinik, pusat kesehatan mental masyarakat, atau penjara," katanya.
Ted Chan, CEO direktori perawatan kesehatan CareDash, mencatat bahwa mereka yang hanya memiliki tingkat pelatihan dan sertifikasi ini tidak dapat meresepkan obat.
"Untuk pasien yang memerlukan terapi untuk menangani masalah sehari-hari yang lebih jelas, terapis atau konselor biasanya lebih mudah menjadwalkan, lebih responsif dan lebih murah," katanya.
Baca Juga: Perlukah Selalu Mengikuti Berita Viral di Media Sosial? Ini Kata Psikiater
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja