Suara.com - Setiap anak pasti ingin tentu ingin tumbuh di keluarga yang harmonis, dan saling mendukung satu sama lain.
Tapi seringkali konflik yang berujung perceraian tak bisa dihindarkan.
Dalam kondisi ini, anak kerap menjadi korban atas perceraian tersebut. Sulit untuk mengembalikan kekecewaan dan patah hati anak saat orangtuanya memutuskan berpisah.
"Paham banget kalau anak-anak sangat cinta pada orangtuanya. Mereka sangat nyaman saat sama orangtuanya pengennya nggak terpisah," ujar Psikolog Anak dan Keluarga Samantha Ananta dalam diskusi bersama @singlemomsindonesia beberapa waktu lalu.
Tapi, tenang meski tidak mengembalikan hati anak seutuhnya, langkah pertama untuk mengobati patah hati anak yaitu dengan membenahi perasaan diri sendiri lebih dulu.
Barulah setelah itu menolong perasaan anak.
"Kita menstabilkan emosi kita. Hilangkan dulu rasa bersalah kita yakini berpisah adalah keputusan yang tepat," jelasnya.
Jika perasaan sudah tenang dan stabil, lanjutnya kita sudah siap untuk bicara pada anak, khususnya anak yang sudah mengerti.
Biarkan anak mengeluarkan semua perasaan, harapannya, biarkan anak bercerita tentang kesedihan orangtuanya berpisah.
Baca Juga: Terlalu Sibuk Kerja, Inul Daratista Iri Anak Lebih Dekat dengan Suaminya
"Lalu kita bisa ngomong ke anak perasaan dia. Oh adek masih rindu ya. Pengen ya kita balik lagi. Mama bisa paham perasaan kamu yang masih ada harapan," katanya.
Sebagai catatan penanganan dan cara komunikasi harus sesuai dengan frekuensi anak.
Coba bicarakan keadaan rumah yang lebih tenang setelah perceraian dibanding sebelumnya yang selalu bertengkar bahkan hingga menyakiti fisik.
"Tapi balik ke usia anak tingkatannya gimana. Kita jawab inget nggak waktu dulu masih bareng apa yang sering terjadi. Misal berantem, anak inget kan, kamu lebih seneng lihat rumah kamu tenang atau sering banget lihat ibu sama ayah berantem terus. Dibawa ke momen itu," jelasnya.
Nah, tantangan lagi biasanya anak yang berusia bayi atau balita tidak akan ada memori tentang pertengkaran. Biasanya yang kerap banyak bertanya anak di usia 10 tahun.
"Biasanya yang suka nanya itu usianya dibawah 10 tahun. Kalau yang 10 tahun keatas atau remaja kalau SMP mereka berharap orangtuanya kembali artinya saat bersama orangtuanya berkesan kembali. Artinya saat masih bersama orangtua keren banget. Jadi memang sangat spesifik setiap kasus," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke