Suara.com - Gangguan pernapasan saat tidur (SDB) telah dikaitkan dengan perubahan di otak, termasuk pengendapan amiloid di daerah otak yang biasanya menyebabkan penyakit Alzheimer.
Claire Andre, dari Universite de Caen di Perancis menggunakan data dari 127 orang dewasa yang usianya rata-rata 69 tahun dan 63 persennya wanita untuk berpartisipasi dalam uji klinis.
Analisis ini termasuk peserta menjalani penilaian neuropsikologis, polismnografi, pencitraan resonansi magnetik, florbetapir dan fluorodeoxyglucose positron emission tomography.
Para peneliti berusaha mencari tahu gangguan pernapasaan saat tidur berkaitan dengan perubahan dan deposisi amiloid, volume materi abu-abu pada otak, perfusi dan metabolisme glukosa.
Para peneliti menemukan bahwa orang dengan gangguan pernapasan saat tidur menunjukkan beban amiloid yang lebih besar, volume materi abu-abu, perfusi dan metabolisme yang tumpang tindih, terutama terjadi pada korteks cingulate posterior dan precuneus.
Tapi dilansir oleh Medical Express, peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara perubahan otak dan kognitif dengan gangguan pernapasan saat tidur.
Perubahan kognitif dan gangguan tidur dilaporkan sebagai masalah tersendiri yang berhubungan dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari.
"Perubahan yang berhubungan dengan gangguan pernapasan saat tidur termasuk deposisi amiloid di daerah otak yang biasanya terlibat dalam penyakit Alzheimer," kata peneliti.
Kondisi itu yang mungkin menyebabkan seseorang mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Pada akhirnya, kondisi ini juga dikaitkan dengan peningkatkan risiko sindrom klinis Alzheimer pada usia yang lebih muda.
Baca Juga: 6 Bayi Terinfeksi Virus Corona setelah Lahir, Ini Hasil Penelitiannya!
Berita Terkait
-
ASMR: Ancaman Tersembunyi di Balik Bisikan yang Menenangkan?
-
Dari Rindu sampai Candu: Fenomena Sleep Call Anak Muda
-
8 Alasan Ilmiah Kenapa Tidur Cukup adalah Skincare Anti-Aging Terbaik
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Mimpi Buruk dari Sudut Pandang Psikologi: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar