Suara.com - Meski pandemi Covid-19 telah berdampak pada kesehatan mental dan fisik semua orang, beberapa mengalami dampak yang lebih parah.
Sebuah studi menemukan bahwa kesehatan mental dan kenaikan berat badan yang buruk adalah kesulitan yang dihadapi individu gemuk selama pandemi Covid-19 ini.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Obesity, para peneliti mensurvei 123 pasien yang mengelola berat badan mereka dan melakukan analisis fisik dan mental.
Studi ini menemukan bahwa sekitar 73 persen pasien mengalami peningkatan kecemasan dan hampir 84 persen mengalami peningkatan depresi.
Penelitian ini menganalisis hasil dari kuesioner online yang dilakukan antara 15 April hingga 31 Mei. Dengan usia rata-rata 51 tahun, sekitar 87 persen partisipan adalah perempuan.
Setelah analisis kuesioner online, ditemukan bahwa hampir 70 persen dari individu-individu ini kesulitan dalam mencapai tujuan penurunan berat badan mereka.
Sementara 48 persen melakukan lebih sedikit waktu latihan, dan sekitar 56 persen melakukan latihan intensitas yang lebih rendah.
"Kekuatan utama dari penelitian ini adalah bahwa ini adalah salah satu gambaran yang didorong data pertama tentang bagaimana pandemi Covid-19 telah mempengaruhi perilaku kesehatan bagi pasien dengan obesitas,"kata penulis studi Jaime Almandoz.
Selama masa pengujian ini, mereka yang berjuang untuk menurunkan berat badan mereka menemukan bahwa kebiasaan makan mereka sangat menyiksa
Baca Juga: Tetap Keren Meski Gemuk, Fashion Blogger Ini Tiru Gaya Modis Para Selebriti
Faktanya, penumpukan makanan meningkat di hampir setengah dari pasien dan pemakan stres pada individu yang obesitas mencapai 61 persen.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The BMJ menemukan bahwa usia, obesitas, dan penyakit yang mendasari telah muncul sebagai faktor risiko untuk kasus covid-19 yang parah, yang dapat berakibat fatal.
Banyak penyakit yang mendasari yang telah berdampak pada kehidupan orang gemuk tentu meningkatkan risiko tertular virus.
Penulis studi Almandoz juga mengatakan, diabetes yang tidak terkontrol, hipertensi, dan komorbiditas terkait obesitas lainnya akan menciptakan banyak sekali kebutuhan yang akan kembali menghantui kita."
Keterasingan sosial tentu saja menambah perjuangan fisik dan mental yang telah mereka jalani.
Penulis menyatakan, ketika Anda melempar gangguan seperti isolasi sosial, ditambah dengan kehilangan pekerjaan dan perlindungan asuransi, bencana potensial sedang menunggu untuk terungkap.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?