Suara.com - Diet ekstrem bukan cara terbaik menurunkan berat badan. Ahli gizi mengatakan diet ekstrem bisa memunculkan masalah mulai dari stres hingga gangguan makan.
Nah, Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood Moch. Aldis Ruslialdi, SKM, CNWC mengatakan untuk tidak berhati-hati diet yang turun hingga belasan kilogram per bulan nampaknya perlu berhati-hati, karena itu salah satu tanda diet tidak sehat.
"Jadi kalau misalkan ada yang sampai sebulan turun sampai 6 kilogram hingga 15 kilogram itu bisa dibilang harus dipertanyakan metodenya, bisa jadi diet ketat dan tidak sehat," ujar Aldis dalam diskusi Nutrifood, Selasa (16/6/2020).
Akan tetapi diet yang sehat normalnya jika penurunan berat badan didapatkan paling banyak itu 1,5 kilogram. Itu artinya pola hidup sehat, gizi seimbang sudah dilakukan selama program, karena penurunan instan sama sekali tidak baik.
"Salah satu tanda kalau diet tapi aman itu adalah dengan penurunan berat badan di rentang, 0,5 kilogram sampai 1,5 kilogram per week atau per minggu," katanya.
Sementara itu kita perlu tahu ada 2 jenis lemak di tubuh kita, yaitu subcutaneous fat atau lemak yang ada di bawah kulit.
Dan visceral fat atau lemak yang ada di perut, dan lemak berada di sekitar organ dalam terkait dengan berbagai penyakit.
Oleh karena itu lemak yang berbahaya adalah visceral fat karena ia bisa menempel di jantung, di pembuluh darah, hingga di paru-paru.
Itulah mengapa lemak bisa melahirkan beberapa penyakit kronis sekaligus.
Baca Juga: Mantan Pacar Terlalu Mengatur, Gadis Ini Diet Ekstrem hingga Anoreksia
Sayangnya, lemak jenis ini sulit untuk dihilangkan, perlu perubahan pola makan, menghindari jenis makanan tinggi garam, gula dan lemak.
Apalagi pola maka masyarakat Indonesia mayoritas karbohidrat, nasi dan mie. Ditambah goreng-gorengan, dan aneka makanan manis lainnya.
Berita Terkait
-
Menu Sarapan Rendah Gula yang Cocok untuk Program Diet Harianmu: Praktis, Kenyang Lebih Lama
-
Diet Unik Ini Mungkin Jadi Solusi Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol
-
Arogansi Politik vs Sains: Ahli Gizi Dibungkam di Forum MBG
-
Klarifikasi: DPR dan Persagi Sepakat Soal Tenaga Ahli Gizi di Program MBG Pasca 'Salah Ucap'
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis