Suara.com - Memperkuat standar kualitas udara sesuai dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut dapat menyelamatkan ratusan ribu nyawa atau meningkatkan angka harapan hidup khususnya di AS. Hal tersebut dinyatakan dalam sebuah studi baru dari Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Dilansir dari MedicalXpress, studi ini diterbitkan pada 26 Juni 2020 di Sciences Advances. Penelitian ini memberikan bukti paling komprehensif mengenai hubungan sebab akibat antara polusi udara partikulat (PM2.5) jangka panjang dan kematian dini.
"Studi baru kami meliputi dataset terbesar orang Amerika yang lebih tua dan menggunakan beberapa metode analitik," kata mahasiswa doktoral Xiao Wu, salah satu penulis penelitian ini.
"Itu termasuk metode statistik inferensial kausal untuk menunjukkan bahwa standar AS saat ini untuk konsentrasi PM2.5 tidak cukup protektif dan harus diturunkan untuk memastikan bahwa populasi yang rentan seperti orang tua bisa aman," tambahnya.
Penelitian baru ini didasarkan pada studi tahun 2017 yang menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi dan ozon PM2.5, meningkatkan risiko kematian dini di kalangan lansia di AS.
Untuk studi ini, para peneliti melihat data selama 16 tahun dari 68,5 juta pendaftar di Medicare (97 persen orang di atas 65 tahun). Penelitian ini menyesuaikan faktor-faktor seperti indeks massa tubuh, merokok, etnis, pendapatan, dan pendidikan.
Mereka mencocokkan wilayah peserta dengan data polusi udara yang dikumpulkan dari lokasi di seluruh AS. Dalam memperkirakan tingkat polusi udara PM2.5 setiap hari untuk setiap wilayah, para peneliti juga memperhitungkan data satelit, informasi penggunaan lahan, variabel cuaca, dan lainnya.
Hasilnya konsisten di semua analisis yang menawarkan hubungan sebab akibat antara paparan PM2.5 dan kematian di antara para pendaftar Medicare di AS.
Para penulis menemukan bahwa penurunan tahunan 10 μg / m3 dalam polusi PM2.5 akan menyebabkan penurunan 6-7 persen risiko kematian.
Baca Juga: Waduh, Polusi Udara Lalu Lintas Disebut Pengaruhi Perkembangan Otak
Berdasarkan temuan itu, mereka memperkirakan bahwa jika AS menurunkan standar PM2.5 tahunan menjadi 10 μg / m3 maka sekitar 143.257 jiwa akan diselamatkan dalam satu dekade.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!