Suara.com - Aktris cantik Feby Febiola saat ini tengah menjalani kemoterapi. Dari unggahan terbaru di Instagram, perempuan 42 tahun itu sampai harus memotong rambut panjangnya karena sudah mengalami efek samping kemo, yaitu kerontokan rambut.
"Jadi ceritanya aku harus melewati enam kali session chemotherapy, udah mulai rontok-rontok, sekalian aja dibondol. Nanti aku ceritain semuanya deh, aku janji," tulisnya di Instagram.
Tidak ingin membuat penggemar dan teman-temannya khawatir, Feby mengatakan bahwa kondisinya sekarang baik-baik saja.
Kerontokan rambut memang menjadi salah satu efek samping dari kemoterapi.
American Cancer Society menjelaskan bahwa ini terjadi karena obat kemo membunuh sel yang tumbuh secara cepat, termasuk sel kanker.
Tetapi karena obat-obatan ini menyebar ke seluruh tubuh, mereka dapat memengaruhi sel-sel normal dan sehat yang juga tumbuh cepat. Kerusakan sel yang sehat menyebabkan efek samping.
Berikut adalah beberapa efek samping yang lebih umum yang disebabkan oleh kemoterapi:
- Kelelahan
- Rambut rontok
- Memar dan mudah mengalami pendarahan
- Infeksi
- Anemia (jumlah sel darah merah rendah)
- Mual dan muntah
- Perubahan napsu makan
- Sembelit dan diare
- Masalah mulut, lidah, dan tenggorokan seperti luka dan sakit saat menelan
- Neuropati perifer atau masalah saraf lainnya, seperti mati rasa, kesemutan, dan nyeri
- Perubahan kulit dan kuku, seperti kulit kering dan perubahan warna
- Perubahan urin dan kandung kemih serta masalah ginjal
- Perubahan berat badan
- Otak kemo, yang dapat memengaruhi konsentrasi dan fokus
- Perubahan suasana hati
- Masalah kesuburan
Banyak efek samping hilang dengan cepat, tetapi beberapa mungkin butuh berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk sepenuhnya hilang. Ini disebut efek terlambat.
Baca Juga: Usai Operasi Angkat Ginjal, Vidi Aldiano Tegaskan Tidak Jalani Kemoterapi
Terkadang efek sampingnya dapat bertahan seumur hidup, seperti ketika kemo menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung, paru-paru, ginjal, atau organ reproduksi.
Jenis kemo tertentu terkadang menyebabkan efek tertunda, seperti kanker kedua yang mungkin muncul bertahun-tahun kemudian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?