Suara.com - Masalah stunting menjadi tantangan yang akan dihadapi oleh generasi Indonesia di masa depan. Selain mempengaruhi pertumbuhan dan kognitif, stunting disebut juga berisiko berdampak pada jantung.
Dikutip dari Antara, Senin, (27/7/2020), pakar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof dr Endang L Achadi, M.PH, Dr. PH mengatakan anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami gangguan fungsi organ, seperti jantung, ginjal, otak, dan lainnya saat ia dewasa.
Ia memaparkan,, kekurangan gizi yang dialami anak saat masa 1.000 hari pertama kehidupan, sangat berpengaruh pada perkembangan berbagai fungsi organ di dalam tubuh, mulai dari jantung, ginjal, otak, dan lainnya yang terhambat saat masa pertumbuhan.
Kondisi tersebut yang membuat anak stunting memiliki risiko tinggi memiliki penyakit yang berkaitan dengan gangguan kesehatan pada organ tubuh, seperti hipertensi, gagal ginjal, jantung koroner, dan juga diabetes melitus.
"Artinya seorang anak yang menderita stunting kemungkinan besar juga berisiko mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya," kata Endang.
Sebelumnyam, lanjut dia, penelitian yang dilakukan di Inggris menyatakan bahwa kelompok bayi yang terlahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung koroner dibandingkan bayi yang lahir di atas 2.500 gram.
Bahkan hal itu terus terjadi seiring dewasa. Kondisi itu diakibatkan terhambatnya fungsi organ tubuh sehingga tidak berkembang sempurna hingga dewasa.
"Penyakit kronis tersebut berasal dari respons tubuh terhadap kekurangan gizi pada masa awal kehidupan, yaitu penyakit yang berakar dari periode saat terjadinya perkembangan organ tubuh," kata dia.
Endang menerangkan kondisi stunting yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan organ-organ tubuh pada anak, termasuk otak, bisa menyebabkan anak tersebut memiliki kemampuan berpikir di bawah anak-anak yang tidak stunting.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Tiga Penyebab Utama Henti Jantung Mendadak
Dengan begitu, kata dia, kondisi stunting pada anak tidak hanya berdampak pada individu yang bersangkutan, namun juga pada kondisi SDM suatu negara. Bahkan endang menyebut kondisi stunting akan berdampak pada kehidupan tiga generasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar