Suara.com - Selama beberapa bulan terakhir, setidaknya ratusan unta mati di Kenya mati akibat sakit misterius.
Namun menurut pejabat kesehatan di Marsabit, Kenya Utara, penyebab kematian unta tersebut diketahui disebabkan oleh jenis virus corona yang baru.
Dikutip dari Antara, pejabat kesehatan mengatakan kepada awak media bahwa virus corona pada unta tidak menimbulkan risiko bagi manusia namun telah menyebabkan lebih dari 200 unta mati.
Pihaknya memperingatkan angka tersebut kemungkinan akan terus bertambah sebab sebagian besar kasus tidak dilaporkan.
Virus corona ini dikaitkan dengan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan dianggap bertanggung jawab atas kematian ratusan unta, yang melumpuhkan usaha ternak hidup.
"Virus corona pada unta ini ditemukan dalam populasi unta dan tiga orang ... yang mengurusi unta, yang terbukti tertular virus corona," kata Adano Kochi, direktur kesehatan masyarakat daerah Marsabit kepada wartawan.
Bonaya Racha, pimpinan setempat yang mewakili pemerintah di daerah tersebut, mengatakan: "Lebih dari 200 unta mati di Marsabit saja, unta kami menderita batuk parah, kedua kelenjar getah bening mereka membengkak dan beberapa hari kemudian mati."
Penduduk setempat kini merasa khawatir meski telah diyakinkan bahwa virus corona unta tidak berisiko pada mereka sebab mayoritas penduduk bergantung pada produk unta seperti susu, daging dan keju.
Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 Bisa Mengalami Kerontokan Rambut
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?