Suara.com - National Sleep Foundation di Amerika Serikat merekomendasikan remaja harus tidur 8 hingga 9 jam semalam, sedangkan orang dewasa di bawah 65 tahun tidur selama 7 hingga 9 jam. Namun, nyatanya banyak orang mengalami kurang tidur.
Terkait hal ini, sekelompok psikolog asal Norwegia menyelidiki efek kurang tidur dalam keadaan yang lebih alami.
Mereka menemukan, kurang tidur membuat peserta merasa lebih buruk pada keesokan harinya. Namun, ini bukan dalam konteks perasaan sedih atau depresi.
Menurut mereka, orang yang kurang tidur mengalami lebih sedikit emosi positif.
"Mereka tidak merasakan kegembiraan, antusiasme, perhatian, dan kepuasan," kata Ingvild Saksvik-Lehouillier, pemimpin penelitian yang merupakan profesor psikologi di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia.
Para psikolog mengatakan, temuan mereka menunjukkan bahwa begadang saat besoknya kita harus bekerja atau sekolah dapat menganggu kemampuan dalam mengelola stres dan peristiwa negatif.
"Kami sudah tahu bahwa emosi positif yang sangat sedikit berdampak besar pada kesehatan mental. Kami juga tahu bahwa kurang tidur termasuk ke dalam gejala dari hampir semua diagnosis kesehatan mental," sambungnya, dilansir Medical News Today.
Orang yang kurang tidur juga diketahui berperilaku lebih impulsif dan cenderung lebih membuat kesalahan pada sebuah tes standar yang disebut Conners 'Continuous Performance Test-3.
Ini adalah tes yang melibatkan penekanan bilah spasi pada keyboard setiap kali ada huruf, selain 'X', muncul di layar secara acak.
Baca Juga: Mengembangkan Emosi Positif Sejak Dini Melalui Dongeng
Para psikolog menulis bahwa temuan mereka mungkin merupakan cerminan yang lebih akurat dari efek kurang tidur pada kehidupan sehari-hari daripada yang diberikan oleh eksperimen berbasis laboratorium.
Di laboratorium, para peneliti biasanya membatasi waktu tidur partisipan hanya 4 atau 5 jam semalam.
"Temuan ini menyoroti bahwa kurang tidur selama 1 hingga 2 jam selama beberapa malam dikaitkan dengan konsekuensi negatif," tulis peneliti.
"Juga, temuan ini menunjukkan kurang tidur mungkin memiliki implikasi penting terhadap fungsi sehari-hari dan kualitas hidup, seperti interaksi sosial, efisiensi kerja, dan keselamatan lalu lintas, terutama di pagi hari," tandas mereka.
Namun, penulis mencatat bahwa salah satu kelemahan dari penelitian mereka adalah partisipan terdiri dari 79% perempuan. Hal itu dapat menyebabkan bias gender pada hasilnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit