Suara.com - Di masa new normal atau adaptasi kebiasaan baru, para ahli kesehatan mengingatkan agar anak-anak bisa mendapatkan waktu tidur yang cukup. Saran ini tentu bukan tanpa alasan, mengingat waktu tidur yang cukup merupakan salah satu cara untuk menjaga kekebalan tubuh.
Hal ini disoroti oleh dokter spesialis anak, Mesty Ariotedjo, dalam talk show daring Tokopedia x Parentstory Online Fair, Kamis (13/8/2020). Dikatakan bahwa di masa pandemi ini justru banyak anak yang waktu tidurnya menjadi lebih larut lantaran merasa cemas karena Covid-19.
"Banyak anak di era pandemi Covid-19 waktu tidurnya jadi mundur karena dia cemas, banyak bermain gadget. Kurang waktu tidur meningkatkan cemas," katanya seperti dikutip dari Antara.
Padahal, rasa cemas yang terus menerus dan stres dapat melemahkan sistem kekebalan sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi virus dan penyakit, termasuk Covid-19.
Menurut Mesti, bukan perkara pukul berapa sebaiknya anak tidur di malam hari, tetapi keteraturan waktu tidur anak setiap malam dan ini harus disesuaikan berdasarkan usia anak.
"Rekomendasi jam berapa sampai jam berapanya tidak ada, tetapi yang penting anak tidur teratur setiap malam. Jamnya harus sama, jadi bangunnya juga sesuai. Tergantung usia, anak usia 1-9 tahun biasanya 1-2 jam tidur siang, 9-10 jam tidur malam," ujar dia.
Jika orangtua ingin mengajarkan anak mulai tidur malam pukul 21.00, misalnya, sebaiknya sekitar sejam sebelumnya sudah membantu anak bersiap-siap untuk tidur, seperti mengajaknya ke kamar pukul 20.00, memakaikannya piyama, menggosok gigi, dan membacakan cerita.
Selain berperan untuk menjaga kekebalan tubuh, tidur malam yang cukup dan berkualitas juga bisa mengoptimalkan pertumbuhan anak.
"Anak mendapatkan tidur agak panjang karena di malam hari menstimulasi hormon-hormon pertumbuhan. Agar pertumbuhan optimal, tidur malamnya harus bagus. Bangunnya tergantung kebiasaan di rumah. Mau (bangun) jam 5 pagi, jam 7-8 malam (anak harus) sudah tidur," tutur Mesty.
Baca Juga: Tak Semua Orang Butuh Waktu Tidur 8 Jam, Ini Alasannya!
Mesty menambahkan, mengajarkan anak tidur malam lebih cepat misalnya juga sebenarnya membantu orangtua bisa tidur tidak terlalu larut, sekaligus memungkinkan orangtua untuk mendapatkan me time.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025