Suara.com - Pengganti gula, terutama untuk penderita diabetes, sudah banyak ditemukan. Namun, tidak demikian halnya dengan garam. Seperti yang kita tahu, konsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi yang memicu penyakit jantung hingga stroke. Tapi, kini kita bisa berharap pada inovasi baru berupa garam rumput laut (GRL).
Garam rumput laut yang bisa menurunkan tekanan darah tinggi berhasil didapat peneliti dr. Lindarsih Notowidjojo, M.Nutr,SC untuk Program Doktor Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
"Indonesia merupakan salah satu penghasil rumput laut terbesar di dunia, dan penelitian rumput laut Eucheuma cottonii dan perannya sebagai pengganti garam biasa belum ada," ujar dr. Lindarsih dalam teleconference sidang doktor FKUI, Selasa (25/8/2020).
Penelitian dilakukan RS Omni, Pulomas, Jakarta, sejak Desember 2016 sampai Maret 2017, yang menguji rasa GRL yang diolah menjadi bubuk untuk mendapatkan rasa terbaik yang terbagi dalam 4 konsentrasi. Hasil dari 9 penguji rasa didapati antara GRL A, B, C, dan D. Dan ternyata GRL C adalah yang terbaik.
Selanjutnya, GRL bentuk bubuk ini diberikan pada satu kelompok, sedangkan satu kelompok subyek lain diberikan garam biasa (GB) sebanyak 6 gram dalam makanannya. Kedua kelompok ini dipantau kesehatannya, termasuk tekanan darahnya.
Dari Rumah Sakit JPD Harapan Kita, Puskesmas Kec. Menteng, Puskesmas Kec. Tebet, dan Puskesmas Matraman, direkrut 122 pasien. Namun yang bisa mengikuti hanya 32 dan 34 pasien, dimulai sejak Desember 2017 hingga Desember 2019.
Hasilnya, setelah minggu ke-4, subyek yang mendapatkan diet GRL didapatkan tekanan darahnya rata-rata berubah dan menurun minus 15 persen. Sedangkan pada diet GB menurun hanya sebesar 8 persen saat diintervensi diet.
"Perubahan ini perbedaannya bermakna," imbuh dr. Lindarsih.
Kesimpulan penelitian ini, disebutkan bahwa GRL cenderung lebih aman dibanding garam biasa. Apalagi rasa asin pada GRL cukup mirip dengan garam biasa atau GB. Sehingga GRL dikatakan bisa menggantikan garam biasa, dan efek kesehatannya bisa menurunkan tekanan darah atau hipertensi.
Baca Juga: Mau Sehat? Ini Cara Sederhana Kurangi Asupan Garam
"Hasil penelitian ini dapat mendukung program pencegahan hipertensi dengan menggunakan GRL dengan kadar natrium lebih rendah, baik untuk keperluan rumah tangga maupun idustri," terang dr. Lindarsih.
Penelitian ini juga bisa menjadi referensi dan potensi rumput laut sebagai salah satu sumber daya yang dimiliki Indonesia, yang punya manfaat kesehatan luar biasa. Juga rumput laut bisa dibudidaya dan dimanfaatkan nilai tambahnya oleh petani rumput laut.
"Dari penelitian ini, rumput laut dapat digunakan untuk memperkaya data rumput laut di Indonesia, dan manfaat untuk kesehatan yang belum banyak diteliti," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien