Suara.com - Hingga kini gejala yang muncul dari pasien positif virus corona atau Covid-19 masih terus berkembang. Umumnya, gejala yang timbul antara lain ialah demam, batuk, dan juga kehilangan indera perasa.
Tapi belakangan juga muncul tanda tersembunyi yang bisa jadi gejala bagi Covid-19. Terlebih jika rambut rontok tanpa sebab. Oleh sebab itu, sebaiknya segera mengisolasi diri jika ada rambut rontok yang cukup signifikan.
Dilansir dari Express UK Covid-19 dapat menyebabkan beberapa pasien kehilangan rambut mereka, menurut dokter kulit Universitas Bond, Michael Freeman.
Rambut rontok mungkin disebabkan oleh tubuh yang melawan infeksi, katanya. Tetapi hanya karena Anda kehilangan rambut, itu tidak berarti Anda terkena virus corona.
Rambut rontok sangat umum terjadi, dan mungkin disebabkan oleh sejumlah kondisi.
"Saat pandemi berkembang, kami semakin menyadari bahwa Covid-19 memengaruhi banyak bagian tubuh di luar paru-paru," tulis Freeman.
"Kami telah melihat laporan gejala kulit mulai dari 'jari kaki COVID' hingga rambut rontok, dan berbagai jenis ruam. Rambut rontok terjadi pada banyak penyakit parah, termasuk Covid-19.
Ia menjelaskan bahwa kondisii tersebut merupakan tanda tubuh yang menghentikan aktivitas yang tidak perlu pada saat stres. Asalkan kadar zat besi manusia normal, rambut akan pulih pada waktunya."
Rambut rontok bisa menjadi bagian alami dari proses penuaan, dan seringkali tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Baca Juga: Kasus Membludak, Ranjang Pasien RS di Jakarta Bakal Diubah Khusus Corona
Tetapi pada kesempatan langka, itu bisa menjadi tanda kondisi medis lain. Anda harus berbicara dengan dokter jika tiba-tiba rambut Anda mulai rontok, atau jika Anda mengalami kebotakan.
Ada perawatan untuk rambut rontok - termasuk transplantasi. Selain gejala tadi, siapa pun yang merasa panas saat disentuh di dada atau punggung bisa menunjukkan gejala awal virus corona.
Demikian pula, siapa pun yang batuk lebih dari biasanya selama lebih dari satu jam, atau jika mereka telah mengalami setidaknya tiga episode batuk setiap 24 jam, harus mengisolasi diri.
Beberapa pasien juga melaporkan sakit tenggorokan, sakit kepala, dan bahkan cegukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien