Suara.com - Penyakit autoimun merupakan salah satu penyakit yang sulit disembuhkan. Meski begitu, pakar mengatakan ada cara mengontrolnya agar penyakit tidak semakin parah.
Dilansir ANTARA, pakar autoimun sekaligus Ketua Pimpinan Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Prof Iris Rengganis mengatakan kondisi penyakit autoimun sebenarnya dapat terkontrol dengan baik jika faktor pencetusnya bisa dikendalikan.
"Penyakit autoimun itu akan berfluktuasi naik turun tergantung dengan kondisi," kata dia saat diskusi daring dengan tema mitos seputar autoimun yang dipantau di Jakarta, Senin (8/9/2020).
Untuk mengetahui indikasi pasien biasanya dilakukan tanya jawab dan terkadang mereka malah tidak mengetahui apa faktor pencetus autoimun tersebut.
Di lain sisi, bahkan pasien biasanya mengalami stres saat mengetahui faktor pencetus penyakit mereka, namun dengan terus memberikan edukasi tentunya mereka dapat mengerti atau memahaminya.
"Nanti saat telah diberi edukasi biasanya pasiennya bilang pantesan saya setelah makan ini jadi begini, jadi pasiennya sadar," kata dia.
Terkait dengan kesembuhan total, ia terus mengingatkan kepada para pasien penyakit autoimun bahwa hal itu jangan terlalu dipikirkan.
Sebab, sesederhana alergi saja tidak bisa sembuh atau tergantung faktor pencetusnya.
Apalagi penyakit autoimun tidak diketahui pasti penyebabnya dan yang dapat dilakukan hanyalah mengendalikan faktor pencetus agar tidak kambuh.
Baca Juga: Dokter Ungkap Alasan Perempuan Lebih Rentan Penyakit Autoimun
"Penyuluhan-penyuluhan terkait ini harus dilakukan berulang sehingga pasien bisa menerima dan ikhlas. Begitu pula dengan keluarga perlu banyak memberikan dukungan," katanya.
Dengan terkendalinya faktor pencetus, nanti ada yang disebut remisi dimana seorang penderita autoimun dapat hidup normal asalkan tidak melanggar penggunaan obat dari dokter.
Saat remisi, penggunaan obat yang berfungsi untuk mengendalikan sistem imun tersebut ialah dengan dosis seminimal mungkin atau digunakan selang seling dan tidak menimbulkan efek samping.
Berita Terkait
-
Wajah Tirusnya Diomongin, Ashanty Ungkap Penyebabnya
-
Wajah Ashanty Tirus dan Pipi Kempot, Warganet Curiga Gara-Gara Ini
-
Dokter Tifa Tawarkan Obat Autoimun Manjur untuk Jokowi, Syaratnya Cuma Satu: Tobat Nasuha!
-
Dari Puteri Indonesia hingga Duta Perubahan: Kisah Inspiratif Qory Sandioriva
-
Rutin ke Psikiater, Ashanty Tak Terima Disebut Sakit Jiwa
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda