Suara.com - Penialaian detak jantung selama 24 jam bisa memprediksi depresi seseorang. Penilain detak jantung tertentu bisa menjadi peringatan dini dari tanda depresi.
"Sederhananya, studi percontohan kami menyarankan bahwa hanya dengan mengukur detak jantung Anda selama 24 jam, kami dapat mengetahui jika seseorang sedang depresi atau tidak dengan 90 persen akurasi " kata Dr. Carmen Schiweck dari Universitas Goethe, Frankfurt seperti yang dikutip dari Medicalxpress.
Para ilmuwan sebelumnya telah mengetahui bahwa detak jantung terkait dengan depresi, tetapi hingga saat ini mereka belum dapat memahami dengan tepat bagaimana keduanya bisa terkait satu sama lain.
"Kami tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi untuk menghubungkan detak jantung dengan gangguan kejiwaan, tetapi kami belum tahu apa itu secara spesifik dan kemungkinan relevansi klinisnya," ujar Schiweck.
Menurut Schiweck, tim penelitiannya menemukan bahwa mereka yang mengalami depresi memiliki detak jantung dasar yang lebih tinggi dan variasi detak jantung yang lebih rendah. Rata-rata pasien depresi memiliki detak jantung yang kira-kira 10 hingga 15 detak per menit lebih tinggi daripada yang tidak mengalami depresi.
"Setelah perawatan, kami mengukur kembali detak jantung dan menemukan bahwa baik detak jantung maupun fluktuasi detak jantung dari pasien yang sebelumnya depresi mengalami penurunan detak jantung," kata Schiweck.
Penemuan yang paling mencolok adalah bahwa para ilmuwan mampu menggunakan detak jantung 24 jam sebagai penanda biologis untuk depresi.
“Biasanya detak jantung lebih tinggi pada siang hari dan lebih rendah pada malam hari. Menariknya, penurunan detak jantung pada malam hari dapat mengusik depresi, "kata Schiweck.
Baca Juga: Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul Masih Tinggi, Penyebab Utama Depresi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan