Suara.com - Seorang perempuan bernama Rachel Avramis dari Harleysville, Pennsylvania, mengatakan ketagihan implan payudara, hingga merasakan sakit selama 11 tahun.
Ia mengaku menderita gejala 'mengerikan' ketika memperbesar payudaranya dari ukuran C besar menjadi 32 DD. Ia melakukannya sejak setelah masa menyusui kedua putrinya selesai.
Setelah operasi pembesaran payudara, Avramis mengalami insomnia, penurunan berat badan secara drastis, 'kabut otak', dan efek samping lainnya.
Bahkan, enam bulan setelah operasi pertama Avramis sudah mengalami migrain parah.
Pada 2016, ruam muncul di wajah dan seluruh tubuhnya. Benjolan merah juga terdeteksi. Kondisi ini membuatnya didiagnosis dengan eksim.
Tahun 2017, implan payudara itu memengaruhi kesehatan mentalnya. Ia depresi, sehingga berhenti berbicara dengan teman-temannya.
Setahun kemudian, ia mulai menderita 'kabut otak'. Selain itu, ia juga mengalami kerontokan rambut, mata kering, dan kuku rapuh.
Bertahun-tahun rasa sakit ini dirasakannya hingga putri pertamanya, Nia, memperlihatkan sebuah video di YouTube tentang efek samping dari implan payudara.
"Putri saya saat itu berusia 11 tahun dan tidak menyukai kondisi saya yang selalu sakit. Akhirnya kami pergi ke dokter dan ia mengatakan saya menderita autoimun, menyarankan saya untuk datang ke spesialis tiroid," kenang Avramis, dilansir Mirror.
Baca Juga: Begini Cara Atasi Mastitis, Peradangan Payudara yang Dialami Citra Kirana
Ketika mereka di dalam mobil, tiba-tiba Nia memperlihatkannya sebuah video, dan di dalamnya mengungkapkan implan payudara dapat menyebabkan autoimun.
Dia akhirnya melepas implannya pada Agustus lalu, dan mendapati implan bagian kanannya sudah pecah dan menguning.
Setelah operasi ini, kondisinya berangsur-angsur membaik. Perempuan 36 tahun ini tidak lagi menderita migrain parah dan merasa kembali seperti 'dirinya yang dahulu'.
FDA menulis dalam laman resminya bahwa gejala dari implan payudara termasuk kelelahan, kehilangan ingatan, ruam, 'kabut otak', dan nyeri sendi.
"Beberapa pasien mungkin menggunakan istilah 'penyakit implan payudara' untuk menggambarkan gejala ini. Para peneliti sedang menyelidiki gejala-gejala ini untuk lebih memahami asalnya," tulis FDA.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit