Suara.com - Diet mediterania disebut sebagai pola makan yang paling sehat. Diet ini bahkan disebut bisa menurunkan berbagai risiko penyakit.
Melansir dari Insider, diet mediterania adalah pola makan yang terinpirasi dari berbatasan dengan Laut Mediterania, termasuk Yunani, Italia, dan Spanyol.
Diet mediterania berfokus pada prinsip makan seperti mengonsumsi makanan tinggi nabati seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan polong-polongan. Diet ini juga menekankan pada konsumsi protein tanpa lemak, konsumsi ikan dalam jumlah sedang dan konsumsi unggas dan telur lebih rendah.
Pola makan mediterania terkait dengan makanan rendah lemak jenuh dari daging merah dan produk susu, serta rendah karbohidrat dan gula olahan.
Selain itu, diet Mediterania dianggap sangat sehat karena bisa menurunkan risiko penyakit kronis. Berbagai masalah penyakit kronis yang bisa diturunkan risikonya dengan diet ini antara lain:
Kesehatan jantung
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine pada 2013 mengikuti peserta dengan risiko terkena penyakit kardiovaskular selama lima tahun. Selama waktu itu, sekitar setengah dari peserta melakukan pola makan mediterania sementara setengah lainnya makan makanan rendah lemak.
Di akhir penelitian, para peneliti menemukan bahwa makan makanan mediterania mengurangi risiko serangan jantung, stroke, atau kematian akibat penyakit jantung sebesar 30 persen dibandingkan dengan makan makanan rendah lemak.
Kesehatan otak
Baca Juga: Waspada Pola Makan yang Tak Sehat Bisa Berefek pada Kesehatan Mental
Para peneliti baru-baru ini mulai mempelajari peran diet mediterania dengan fungsi dan penurunan kognitif.
Sebuah penelitian kecil yang diterbitkan di Neurology pada 2018 melaporkan bahwa orang yang mengikuti diet mediterania dapat menunda timbulnya Alzheimer hingga 3,5 tahun jika dibandingkan dengan orang yang mengikuti diet ala Barat.
Diabetes
Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, beberapa studi pendahuluan menunjukkan bahwa mengikuti diet mediterania dapat membantu penderita diabetes mengontrol kadar gula darah mereka dengan lebih baik.
Efek menguntungkan diet mediterania pada glukosa darah adalah karena fokus diet pada karbohidrat kompleks yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan tidak akan meningkatkan kadar gula darah.
Penurunan berat badan
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien