Suara.com - Migrain atau sakit kepala sebelah bisa terjadi kapan saja tanpa diduga sebelumnya. Umumnya, sakit kepala sebelah bisa berlangsung dari empat hingga 72 jam dan terjadi dalam beberapa kali seminggu atau setiap bulan.
Penderita sering kali harus menunda aktivitas dan bisa berdampak buruk pada kehidupan sosial, hubungan, dan pekerjaan. Namun kondisinya masih kurang diteliti dan sering dianggap 'hanya sakit kepala'.
Meskipun tidak mengancam jiwa, migrain dapat merusak kehidupan. Penyebab pasti migrain belum diketahui, tetapi diduga terkait dengan aktivitas abnormal di otak yang terkait dengan pembawa pesan kimiawi dan pembuluh darah.
Kondisi ini juga memiliki hubungan genetik yang kuat dan ada sejumlah pemicu yang diketahui. Termasuk perubahan hormonal yang terkait dengan siklus menstruasi, serta pil kombinasi dan HRT, itulah sebabnya migrain lebih sering terjadi pada perempuan.
Masalah emosional seperti stres, kecemasan, dan kelelahan dapat memicu serangan. Penderita juga menyebut alkohol, kafein, coklat, keju, dan faktor lingkungan seperti layar yang berkedip-kedip, bau yang kuat, dan cahaya terang sebagai pemicunya.
Gejala migrain yang khas biasanya nyeri parah, berdenyut, dan berulang di satu sisi kepala. Nyeri ini sering kali disertai dengan gangguan penglihatan, mual dan muntah, pusing dan sangat sensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan.
Sekitar seperempat penderita mengalami apa yang dikenal sebagai 'aura' yang bermanifestasi sebagai kilatan cahaya, titik buta dan sensasi semutan di wajah.
Untuk meredakan rasa sakit karena migrain, Anda bisa lakukan beberapa cara berikut ini, sebagaimana dialihbahasakan dari Mirror.
1. Pereda nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol, aspirin, dan kodein dapat membantu. Dokter dapat meresepkan obat penghilang rasa sakit dan antiemetik yang lebih kuat untuk meredakan mual dan penyakit.
Baca Juga: Asal Tidak Berlebihan, Kafein Bisa Meredakan Sakit Kepala
2. Botoks yang disuntikkan ke kepala dan leher bisa menjadi pengobatan yang efektif, tetapi hanya jika dilakukan oleh spesialis sakit kepala.
3. Stimulasi saraf oksipital (ONS) menggunakan perangkat medis kecil yang ditanamkan di bawah kulit kepala untuk mengirimkan impuls listrik ringan ke kelompok saraf yang berfungsi kendalikan rasa sakit. Perangkat ini didukung oleh baterai kecil yang ditanamkan di dada.
Hasilnya bervariasi tetapi kebanyakan orang melaporkan pengurangan rasa sakit sebesar 50 persen. ONS tidak menyembuhkan sumber rasa sakit, tetapi bekerja untuk mengalihkan saraf untuk meredakannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
Terkini
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!