Suara.com - Saat wabah Covid-19 berlanjut, banya ilmuwah telah mempelajari bahwa orang mengalami penyakit secara berbeda. Beberapa membutuhkan rawat inap di mana akibatnya bisa fatal, sementara yang lain dapat pulih di rumah.
Tetapi menurut penelitian baru yang dipresentasikan pada konferensi tentang Covid-19 yang diselenggarakan oleh European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases, ada satu faktor kunci yang dialami oleh banyak pasien Covid-19, ringan dan parah - kelelahan yang terus-menerus.
Seperti dilansir dari Health24, karena semakin banyak orang pulih dari Covid-19, beberapa mengalami keluhan masalah pasca infeksi, kata para peneliti.
“Kelelahan adalah gejala umum pada mereka yang datang dengan gejala infeksi Covid-19. Sementara ciri-ciri yang muncul dari infeksi SARS-CoV-2 telah dicirikan dengan baik, konsekuensi jangka menengah dan jangka panjang dari infeksi tersebut masih belum diteliti,” jelas Dr Liam Townsend. , penulis studi utama dari St James's Hospital dan Trinity Translational Medicine Institute, Trinity College, Dublin, Irlandia.
Ia mengungkapkan bahwa secara khusus, kekhawatiran telah dikemukakan bahwa SARS-CoV-2 berpotensi menyebabkan kelelahan yang terus-menerus, bahkan setelah mereka yang terinfeksi pulih dari Covid-19.
"Dalam penelitian, kami menyelidiki apakah pasien yang sembuh dari infeksi SARS-CoV-2 tetap ada. kelelahan setelah pemulihan fisik mereka, dan untuk melihat apakah ada hubungan antara kelelahan parah dan berbagai parameter klinis. Kami juga memeriksa persistensi penanda penyakit di luar resolusi klinis infeksi, "kata Dr Townsend.
Para peneliti menggunakan skala yang disebut Skor Kelelahan Chalder untuk menyelidiki kelelahan pada 128 pasien Covid-19 yang pulih.
Mereka menemukan bahwa lebih dari setengah pasien melaporkan kelelahan yang terus-menerus setelah pemulihan mereka.
Kelelahan menyerang, tidak peduli seberapa ringan atau parah penyakitnya
Baca Juga: Ajak Lawan Covid-19, Edy Rahmayadi: Kalianlah Perpanjangan Tangan
Para peneliti menemukan bahwa meskipun 55 persen pasien dalam penelitian ini dirawat di rumah sakit, kelelahan mempengaruhi kasus ringan dan berat secara merata, dan tidak ada hubungan antara keparahan Covid-19 dan kelelahan.
Mereka juga menemukan bahwa penanda laboratorium tertentu dari peradangan dan pergantian sel (faktor-faktor seperti jumlah sel darah putih atau molekul pro-inflamasi) juga tidak mempengaruhi hasil kelelahan pasca-Covid.
Perempuan dan orang dengan depresi dan kecemasan yang telah didiagnosis sebelumnya, lebih mungkin mengalami kelelahan setelah infeksi Covid-19, menurut hasil penelitian.
"Temuan kami menunjukkan beban yang signifikan dari kelelahan pasca-virus pada individu dengan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya setelah fase akut penyakit Covid-19," kata para peneliti.
Penelitian ini menyoroti pentingnya menilai mereka yang sembuh dari penyakit Covid-19 untuk gejala kelelahan parah, terlepas dari tingkat keparahan penyakit awal, dan dapat mengidentifikasi kelompok yang layak untuk dipelajari lebih lanjut dan intervensi awal.
Ini juga mendukung penggunaan intervensi non-farmakologis untuk manajemen kelelahan. Intervensi ini perlu disesuaikan untuk kebutuhan individu pasien, dan mungkin termasuk modifikasi gaya hidup, terapi perilaku kognitif dan latihan pacu diri, jika ditoleransi. "
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan