Seng
Seng, mineral yang dijual bebas, dikenal untuk mengatur sistem kekebalan dan metabolisme.
Menurut penelitian pendahuluan dari dokter yang bekerja di rumah sakit Barcelona, pasien dengan kadar seng yang lebih rendah lebih mungkin meninggal akibat virus corona.
Orang tua dan orang lain yang lebih rentan terhadap COVID, seperti mereka yang menderita penyakit jantung atau diabetes, mungkin juga memiliki kadar seng yang lebih rendah karena pola makan atau tingkat penyerapan yang lebih rendah, menurut kolom Wall Street Journal baru-baru ini, “Trump Takes Zinc. Mungkin Anda Juga Harus. ”
Tetapi Farber memperingatkan bahwa terlalu banyak hal yang baik.
“Itu bisa menyebabkan keracunan,” katanya. Gejala terlalu banyak seng dapat berupa mual dan muntah, serta gejala demam, menggigil, atau kelelahan seperti flu.
“Seng tidak sepenuhnya jinak… terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak untuk jangka waktu yang lama,” tambahnya.
Vitamin D
Sebuah studi baru-baru ini dari University of Chicago Medicine menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D dan hasil tes positif Covid-19.
"Vitamin D penting untuk fungsi sistem kekebalan dan suplemen vitamin D sebelumnya telah terbukti menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan akibat virus," kata David Meltzer, penulis utama studi tersebut.
Bulan lalu, Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, merekomendasikan suplemen vitamin D, yang dia sendiri konsumsi, dengan mencatat bahwa suplemen itu "berdampak pada kerentanan Anda terhadap infeksi."
Baca Juga: Efek Trump Tinggalkan Rumah Sakit, Harga Minyak Dunia Naik
Melatonin
Hormon melatonin, yang dikenal untuk mengatur tidur dan diproduksi oleh kelenjar pineal di otak, juga dapat dikonsumsi sebagai suplemen oral.
“Biasanya digunakan untuk kesehatan tidur dan tidur,” kata Farber.
Selain itu, hormon tersebut memiliki kualitas anti-inflamasi dan antioksidan.
Para peneliti di Universitas Negeri New York di Buffalo baru-baru ini memulai uji coba selama setahun untuk menentukan apakah melatonin dapat mengurangi keparahan dan menghentikan perkembangan Covid-19 saat dikonsumsi saat gejalanya ringan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan