Suara.com - Beberapa waktu yang lalu, studi terbaru mengungkapkan hampir 80 persen orang yang terinfeksi Covid-19 tidak memiliki gejala.
Berkaitan dengan hal ini, sebuah studi dari University of Arizona Health Sciences mungkin dapat menjawabnya, yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat, secara 'tidak sengaja', berfungsi sebagai pereda sakit.
"Ini dapat menjelaskan mengapa hampir setengah dari semua orang yang terkena Covid-19 mengalami sedikit, atau tidak sama sekali, gejala. Meski mereka masih bisa menyebarkan penyakit," kata penulis studi dalam rilis berita, dilansir Fox News.
Penulis menduga alasan penyebaran Covid-19 karena pada tahap awal penyakit, penderita merasa baik-baik saja seolah tidak terkena virus.
"Penelitian ini meningkatkan kemungkinan bahwa rasa sakit, sebagai gejala awal Covid-19, dapat dikurangi oleh lonjakan protein SARS-CoV-2 karena virus membungkam jalur sinyal sakit pada tubuh," kata Rajesh Khanna, Ph.D., profesor di Departemen Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Arizona, Tucson.
Sebagian besar pakar medis berpikir SARS-CoV-2 menginfeksi ketika protein lonjakan protein virus menempel pada reseptor ACE2 pada sel manusia.
Padahal, virus juga dapat menggunakan reseptor kedua, yaitu neuropilin-1, untuk memasuki tubuh manusia.
Khanna menjelaskan bahwa banyak jalur biologis memberi sinyal pada tubuh untuk merasakan sakit. Salah satunya adalah melalui protein bernama vascular endothelial growth factor-A (VEGF-A).
Protein tersebut memainkan peran penting dalam pertumbuhan pembuluh darah, tetapi juga telah dikaitkan dengan penyakit seperti kanker, rheumatoid arthritis dan, yang terbaru, Covid-19.
Baca Juga: Tak Takut Demo dan Virus Corona, Pendemo Ini Malah Panik Gegara Tupperware
"Seperti kunci di sebuah gembok, ketika VEGF-A berikatan dengan reseptor neuropilin, mereka memulai serangkaian peristiwa yang mengakibatkan hipereksitabilitas neuron, yang menyebabkan rasa sakit." lanjutnya.
Tim peneliti menemukan protein SARS-CoV-2 mengikat ke neuropilin di bagian yang persis sama dengan VEGF-A.
Mereka menggunakan hewan pengerat untuk membuktikan teori ini, menggunakan VEGF-A sebagai pemicu untuk menginduksi rangsangan neuron, yang menciptakan rasa sakit, kemudian menambahkan protein lonjakan SARS-CoV-2.
"Protein lonjakan benar-benar membalikkan sinyal nyeri yang diinduksi VEGF. Terlepas dari dosis yang diberikan, baik tinggi maupun rendah, itu benar-benar menghilangkan rasa sakit," imbuhnya.
Selain menjelaskan kemungkinan penyebaran Covid-19y yang luas, peneliti juga mengatakan temuan mereka dapat membantu para ilmuwan membuat terapi non-opioid.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025