Suara.com - Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang berisiko sebabkan komplikasi seperti jantung koroner dan stroke. Menurut Kementerian Kesehatan, penyebab utama dari hipertensi sebenarnya pola hidup tidak sehat.
"Sebenarnya hipertensi sangat mungkin dicegah tapi memang membutuhkan perubahan perilaku individu," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Cut Putri Arianie dalam webinar Kemenkes, Selasa (13/10/2020).
Ia memaparkan, data Riskesdas disebutkan, 7 dari 10 orang Indonesia tidak menyadari punya penyakit tidak menular, termasuk hipertensi. Menurut Cut, banyak dari mereka yang baru datang ketika tekanan darah sudah sangat tinggi.
Oleh sebab itu, Cut mengingatkan bahwa setiap orang sebaiknya mengetahui faktor risiko tubuhnya terhadap hipertensi. Beberapa di antaranya seperti kurang aktivitas dan kebiasaan merokok. Selain itu juga konsumsi gula, garam, lemak berlebih yang ditandai dengan berat badan berlebih.
"Faktor risiko mager, kurang aktivitas fisik itu juga salah satu penyebab meningkatkan faktor risiko hipertensi. Merokok, berat badan berlebih. Kita tidak sebut obesitas karena itu sudah harus diobati. Tapi berat badan berlebih, lewat dari berat badan ideal harus hati-hati," tuturnya.
Menurut Cut, orang dengan faktor risiko tersebut harus rutin mengukur tekanan darah minimal satu bulan sekali. Diikuti dengan mengukur kadar gula darah dan indeks masa tubuh.
Sedangkan orang sehat atau tidak punya faktor risiko, disarankan melakukan screening risiko secara berkala minimal setiap 6 bulan sekali sampai 1 tahun sekali.
Sementara itu, Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) dr. Erwinanto Sp.J(P) menjelaskan bahwa hipertensi bisa mengancam sejak usia muda. Terutama bagi yang memiliki tekanan darah normal tinggi.
Ia menjelaskan tekanan darah normal tinggi berkisar antara 130-139 per 85-89 mmHg. Menurut Erwin, tekanan darah normal tinggi kebanyakan dialami anak-anakmuda.
Baca Juga: Ngidam Makanan Asin Tapi Takut Gemuk, Ini 5 Jenis Camilan Sehat Buat Kamu!
"Mereka yang punya tekanan darah normal tinggi memiliki risiko untuk hipertensi dalam waktu lima tahun," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!