Suara.com - Sejumlah pihak sempat mengklaim bahwa obat kumur mampu membunuh lebih dari 90 persen virus corona. Hal ini tentu menimbulkan harapan di masyarakat.
Tapi, bagaimana fakta sebenarnya? Dilansir dari Medical Daily, sebuah studi baru dari Penn State College of Medicine menunjukkan bahwa beberapa obat kumur oral, dan bahkan larutan sampo bayi yang diencerkan, dapat membunuh hingga 99,9 persen virus corona.
Tapi, percobaan dilakukan di laboratorium, bukan dengan manusia. Studi Penn State yang dimuat dalam Journal of Medical Virology juga tidak menggunakan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.
Hal itu karena artinya membutuhkan laboratorium biosekuriti yang tinggi; untuk menguji strain virus corona dengan struktur serupa.
Virus corona termasuk SARS-CoV-2, menggunakan mulut dan hidung sebagai titik masuk utama ke dalam tubuh. Virus juga bisa masuk ke tubuh melalui mata.
Ini menyebar melalui tetesan aerosol yang kita keluarkan saat kita bersin atau batuk.
Itulah mengapa badan kesehatan masyarakat seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan masker di tempat umum, menjaga jarak sosial, dan menghindari kerumunan besar.
Pertanyaannya kemudian adalah, dapatkah berkumur dengan obat kumur atau menggunakan obat semprot hidung setidaknya membantu mengurangi kemungkinan sakit?
Tim Penn State, dipimpin oleh Craig Meyers, PhD, profesor mikrobiologi dan imunologi serta kebidanan dan ginekologi, berangkat untuk menjawabnya.
Baca Juga: Xinjiang Laporkan 137 OTG Covid-19, Pemerintah China Waspada
Para peneliti mengevaluasi larutan sampo bayi 1 persen, pembersih mulut peroksida dan obat kumur. Setiap larutan diuji pada sel manusia dengan interval 30 detik, satu menit, dan kemudian dua menit.
Para peneliti menemukan bahwa bilasan sampo bayi yang diencerkan "mengurangi jumlah virus menular hampir 99 persen setelah waktu kontak satu menit dan lebih besar dari 99,9 persen setelah waktu kontak dua menit."
Sebagian besar obat kumur yang diuji dan dijual bebas menetralkan 90 persen virus, tetapi beberapa mampu membunuh 99,9 persen saat kontak selama 30 detik dan dua menit.
Dr Meyers mengatakan kepada The Philadelphia Inquirer bahwa temuan studi tersebut tidak dimaksudkan sebagai pengganti masker dan jarak sosial, melainkan sebagai lapisan perlindungan lain.
“Sementara kami menunggu vaksin dikembangkan, metode untuk mengurangi penularan dibutuhkan,” kata Dr. Meyers kepada Science Daily.
“Produk yang kami uji sudah tersedia dan sering kali sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari orang.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah