Suara.com - Hampir delapan bulan sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan, kini masyarakat pun harus masih terus berjuang mencegah penularan dengan mengikuti protokol kesehatan.
Dari memakai masker, cuci tangan rutin dan jaga jarak, ada berbagai kebiasaan baru tambahan saat pandemi ini. Bahkan penelitian terbaru dari sebuah badan ilmuwan, menyebut menggunakan obat kumur bisa menjadi kunci untuk menurunkan penyebaran infeksi virus corona yang mematikan.
Diterbitkan dalam Journal of Infectious Disease baru-baru ini, disebutkan bahwa berkumur dengan larutan obat kumur dapat membantu 'menonaktifkan' viral load SARS-COV-2 (nama virus penyebab Covid-19) yang bertahan di mulut dan tenggorokan. Sehingga, membantu mengurangi penyebaran infeksi.
Dilansir dari Times of India, peneliti mendasarkan bukti mereka menggunakan larutan desinfektan oral. Ini dilakukan setelah penelitian yang berbasis di Ruhr University Bochum di Jerman menemukan bahwa virus corona dalam jumlah besar ada di dalam saluran pernapasan bagian atas, termasuk mulut dan tenggorokan.
Delapan botol obat kumur berbeda yang dibeli di toko yang terbuat dari bahan berbeda diuji. Sebagian besar merek yang diteliti umumnya digunakan oleh penduduk Jerman.
Sejumlah obat kumur yang sedang diuji dicampur dengan virus dan partikel biomolekuler untuk menciptakan kembali efek air liur. Larutan tersebut dicampur bersama selama 30 detik untuk meniru berkumur dan melihat apakah larutan tersebut dapat menonaktifkan viral load.
Setelah jeda waktu, diamati bahwa sementara semua obat kumur mampu mengurangi viral load, 3 dari 8 sampel mampu membasmi sel virus lebih jauh.
Berdasarkan penelitian tersebut, para ilmuwan juga berharap dapat melakukan penelitian lain untuk melihat apakah obat kumur dapat menimbulkan respons yang sama pada pasien Covid-19 dan menentukan berapa lama partikel virus bertahan.
"Berkumur dengan obat kumur memang tidak bisa menghambat produksi virus di dalam sel, tapi bisa mengurangi viral load dalam jangka pendek dari sumber potensi infeksi terbesar, yakni di rongga mulut dan tenggorokan," ujar Toni Meister, rekan penulis dari studi.
Baca Juga: Puluhan Warga Bandung akan Disuntik Vaksin Corona Sinovac, Ini 5 Lokasinya
Peneliti juga percaya bahwa jika terbukti efektif, obat kumur dapat bertindak sebagai protokol standar dalam prosedur gigi dan semakin mengurangi risiko penularan.
Meski uji coba memperlihatkan hasil baik, ilmuwan mengeluarkan peringatan tentang eksperimen tersebut.
Sebab penelitian tersebut memperjelas bahwa penggunaan obat kumur tidak menjamin pengobatan untuk Covid-19 atau melindungi seseorang dari infeksi.
Perlu dicatat bahwa berkumur dengan larutan garam, membilas mulut dengan air asin atau hangat juga disebut-sebut sebagai klaim untuk membasmi virus di awal pandemi Covid-19.
Namun tidak ada bukti nyata bahwa semua itu bekerja, dan karenanya tidak boleh diandalkan. Nasihat medis dan tindakan non-farmasi seperti jarak sosial dan sanitasi adalah satu-satunya tindakan yang benar-benar berhasil mencegah penularan Covid-19 pada saat ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis