Suara.com - Kabar mengenai bedak talk yang meningkatkan risiko kanker ovarium sempat ramai diberitakan. Tuntutan hukum yang menghubungkan bedak talk dengan kanker ovarium juga sempat mencuat.
Tetapi meski sebuah laporan yang diterbitkan pada Januari 2020 di Journal of American Medical Association menemukan insiden kanker ovarium yang sedikit lebih besar pada perempuan yang pernah menggunakan bedak talk di masa lalu, Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan dan NCI menyimpulkan kaitan tersebut tidak signifikan secara statistik.
Laporan tersebut didasarkan pada empat studi yang mengamati total lebih dari 250.000 perempuan. Demikian seperti dilansir dair Everyday Health.
"Di antara persen dari empat kelompok prospektif, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara penggunaan bedak di area genital dan kanker ovarium," kata laporan itu, tetapi menambahkan bahwa temuan itu tidak mengesampingkan "sedikit peningkatan risiko" dari penggunaan bedak talek.
Terlepas dari hal itu, sekitar 80 persen kanker ovarium ditemukan pada tahap akhir, menurut ACS, yang cenderung memiliki hasil yang lebih buruk.
Hal itu dapat membuat perempuantakut untuk tidak menemui dokter mereka, karena takut akan diagnosis.
Tetapi kanker ovarium dapat disembuhkan, terutama jika terdeteksi sejak dini. "Tahap awal sebenarnya memiliki prognosis yang baik," kata Jolyn Taylor, MD, asisten profesor di departemen onkologi ginekologi dan kedokteran reproduksi di University of Texas MD Anderson Cancer Center di Houston.
Sementara itu, tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 94 persen, menurut ACS.
Bahkan kanker ovarium stadium akhir tertentu dapat memberikan hasil pengobatan yang baik, tergantung pada berbagai faktor.
Baca Juga: Profil Feby Febiola Terlengkap
Terapi bertarget baru membantu perempuan dengan kanker ovarium stadium akhir hidup lebih lama, dan pasien yang tidak merespons salah satu terapi mungkin berhasil dengan terapi lain.
"Ada peluang bertahan untuk tahap 3 hingga 4," tambah Taylor. Menurut NCI, ketika semua tahapan dikelompokkan bersama, hampir 50 persen wanita yang didiagnosis dengan kanker ovarium masih hidup setelah lima tahun.
Karena deteksi dini memainkan peran kunci dalam kelangsungan hidup, saran terpenting, kata Taylor, adalah “memberdayakan perempuan untuk mengetahui bahwa jika Anda merasa ada yang salah, percayalah pada diri sendiri. Tanyakan kepada dokter Anda tentang itu. "
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia