Suara.com - Sistem kekebalan tubuh yang kuat sangat diperlukan selama musim dingin bersamaan dengan ancaman gelombang kedua virus corona Covid-19.
Tindakan mencuci tangan secara rutin, menjaga jarak fisik dan memakai masker memang langkah yang efektif untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
Tapi, semua orang tetap butuh mewaspadai ancaman gelombang kedua virus corona karena masih banyak orang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit ini.
Apalagi vaksin virus corona Covid-19 masih belum tersedia. Para ilmuwan memperingatkan bahwa tanpa vaksin, maka belum ada harapan untuk mencapai kekebalan kawanan demi mengakhiri pandemi virus corona.
Karena itu dilansir sari Mirror UK, meningkatkan kekebalan tubuh sangat diperlukan. Penelitian menunjukkan ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Salah satu kuncinya adalah diet seimbang. Para ilmuwan telah bekerja keras untuk menemukan cara membantu semua orang melawan virus corona.
Langkah-langkah sederhana ini bertujuan memperkuat sistem kekebalan dan menjaga tubuh tetap sehat selama musim dingin.
Dalam hal ini, semua orang perlu mengonsumsi vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang dan otot. Anda juga bisa mendapatkan nutrisi ini dengan berjemur di bawah sinar matahari.
Meskipun Anda bisa mendapat vitamin D dari makanan, seperti ikan, daging merah dan telur. Tapi, tubuh menyerap sebagian besar vitamin D dari sinar matahari.
Baca Juga: OTG Terus Bertambah, RSD Wisma Atlet Kini Rawat 2.242 Pasien Corona
Sayangnya, sinar matahari lebih terbatas selama musim dingin. Karena itulah, ahli menyarankan semua orang untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung 10mcg vitamin D (setara dengan 400IU) selama musim dingin.
Selain menjaga kesehatan tulang, vitamin D juga bisa memainkan peran kunci dalam melawan virus corona Covid-19.
Sebuah studi awal tahun 2020 ini, mengannalisis hasil dari 39 percobaan. Hasilnya, menemukan bahwa mendapat sekitar 100mcg vitamin D dari sinar matahari mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan hingga 23 persen.
Para peneliti di University of Brimingham, yang menguji sampe darah dari 392 staf layanan kesehatan, menemukan bahwa 72 persen dari mereka yang kekurangan vitamin D juga terinfeksi virus corona Covid-19.
Sebaliknya, hanya 51 persen dari mereka dengan tingkat yang baik membawa antibodi yang mengonfirmasi bahwa mereka telah terinfeksi virus corona.
Covidence-UK, sebuah studi yang menggunakan survei bulanan warga Inggris mengidentifikasi faktor risiko potensial untuk virus corona Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien