Suara.com - Pola makan tinggu gula buruk bagi kesehatan usus dan memungkinkan peningkatan risiko kolitis, sejenis penyakit radang usus atau Inflammatory bowel disease (IBD).
Hal ini diketahui dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh UT Southwestern Medical Center di Dallas, Texas, dan terbit dalam Science Translational Medicine pada Rabu (28/10/2020).
Dilansir Fox News, peneliti mempelajari efek gula makanan, yaitu glukosa, fruktosa dan sukrosa, pada tikus selama tujuh hari.
Studi dimulai dengan mengurutkan gen untuk mengidentifikasi jenis dan prevalensi bakteri yang ditemukan di usus besar.
Kemudian, hewan tersebut diberi larutan air dengan konsentrasi gula makanan 10 persen. Merek mengulangi kedua langkah ini selama tujuh hari.
Peneliti menemukan, tikus yang secara genetik dapat mengembangkan kolitis, atau hewan yang diberi bahan kimia untuk menginduksi kondisi ini, mengembangkan gejala yang lebih parah jika mereka diberi gula pertama kali.
Terlebih lagi, tikus yang diberi makan sukrosa, fruktosa, dan, terutama, glukosa, menunjukkan perubahan signifikan pada populasi mikroba di dalam ususnya.
Para peneliti juga mencatat lapisan lendir yang melindungi lapisan usus besar semakin menipis setelah tikus diberi makanan tinggi gula.
“Bakteri yang diketahui memproduksi enzim pengurai lendir, seperti Akkermansia, ditemukan dalam jumlah yang lebih banyak, sementara beberapa jenis mikroba lain yang dianggap bakteri baik dan biasa ditemukan di usus, seperti Lactobacillus, menjadi kurang melimpah,” menurut rilis berita.
Baca Juga: Pola Makan Sehat Sebabkan Lemas dan Frustasi? Simak 3 Penyebabnya
Ketua penelitian, Hasan Zaki, mengatakan bahwa studi ini dengan jelas menunjukkan kita semua benar-benar harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
Ia mencatat, bahwa ini sangat berlaku bagi orang yang tinggal di negara Barat, di mana pola makan sering kali tinggi lemak, gula, dan protein hewani.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan